Minggu, 03 Juli 2011

Go To Borneo (Season 1)

At Bandara Adi Sucipto (bener gak sih tulisannya?) atau dalam bahasa alaynya : @B4nd4r4_4d!_5uc!pt0.

Ngapain aku di bandara? Mau mandi (bego). Ya iyalah mau naik pesawat. Emang kalian pikir di bandara ngapain aja? Pikir donk, PIKIR PAKE OTAK!! Ehm... Sorry, emosiku lagi naik (maklum lagi dapet).

Satu jam sebelumnya aku masih duduk sendirian di stasiun Solo Balapan menunggu kereta api (soalnya kereta airnya lagi rusak). Disamping kananku ada dua orang ibu-ibu sedang berbincang-bincang. Sedang disamping kiriku ada remaja yang sedang bersama dengan ibunya dan sepertinya sibuk memperdebatkan sesuatu. Aku terjebak sendirian di tengah-tengah ibu-ibu dan ibu-anak. Hanya diam saja.

Tiba-tiba si ibu yang di samping kananku tadi mengajak aku berbincang-bincang. Dia banyak melancarkan pertanyaan-pertanyaan seperti "Kamu mau kemana?", "Kuliah dimana?", atau "Kamu anak keberapa dari berapa saudara?" Serasa jadi artis ngetop yang sedang ditanyai riwayat hidup. Untung aja dia gak nanya "Kamu homo ya?"

Syukurlah tidak lama kemudian keretanya datang. Dengan mantap aku langsung mengangkat barang-barang menuju ke kereta dan berhasil mendapatkan tempat duduk yang nyaman banget (perasaan semua tempat duduk di kereta itu sama, keras). Hanya saja disebelahku duduk seorang bapak bertampang preman memamerkan keteknya. Baunya itu lho, assseeeemmmm!! Kuurungkan niat baik pengen menjilat keteknya.

Lagi dalam posisi in de hoy, aku ngelihat seorang ibu berkerudung dengan dua orang anaknya yang masih kecil sedang kebingungan mencari tempat duduk. Spontan aku langsung berdiri mempersilahkan si ibu duduk sambil memangku kedua anaknya. Wuiih, keren banget diriku. Padahal, aku telah dengan sengaja menjadikan ibu tersebut tumbal demi kelangsungan hidupku.

Aku berdiri selama satu jam dalam kereta yang melaju kencang menuju bandara. Tidak ada yang menarik dalam perjalanan tersebut selain pemandangannya yang bagus. Aku melayangkan mataku ke segala arah, dan dengan diam-diam memperhatikan setiap wajah manusia dalam gerbong tersebut. Hanya satu ekspresi yang mereka tunjukan : Be-Te!

Lucu juga melihat ekspresi muka bete yang ada pada manusia. Soalnya yang cakep bakalan kelihatan jelek, dan yang jelek malah jadi tambah jelek! Aku jadi pengen ngelihat yang paling jelek bakalan jadi kayak gimana (lihat di cermin sono!).

Dan akhirnya, disinilah aku berada. Menunggu boarding pesawat di bandara Adi Sucipto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar