Rabu, 04 April 2012

Menjadi Guru Les : Pertemuan 2

Sebelum lanjut, kaget juga pas temanku Demard nulis diblognya ternyata ada namaku nyantol disitu. Aku gak tahu angin surga mana yang membuat dia tumben-tumbenan nyebutin namaku. Apalagi dia bilang kalau tulisanku bagus banget, itu kayaknya terlalu dilebih-lebihkan deh. Ah Demard, kamu bisa aja. Kita nih sama aja masih amatiran. Sama-sama belajar gitu (padahal udah kencing-kencing dicelana saking senangnya).

Ok lanjut lagi. . .

Setelah sukses menjadi guru paling bego di hari pertama mengajar les, membuat aku bertekad untuk lebih baik lagi. Aku gak bisa bego terus, harus ada peningkatan disetiap nafas hidup. Demi kemajuan bangsa dan negaraku yang tercinta, aku akan memberantas kebodohan dinegeri ini! Hidup Agnes Monica!!

Gara-gara kejadian d hari bersejarah tersebut, aku jadi sering ke warnet mencari bahan-bahan buat ngajar. Soalnya ini menyangkut harga diri bro. Aku udah dipermalukan sedemikian rupa. Aku harus berjuang untuk memperbaiki nama baikku sebagai orang paling ganteng sejagad! Hah!!

Materi sudah siap, muka udah ganteng, sip.

Pertemuan kedua, sang guru les ganteng telah kembali dari kematian. Kali ini aku yakin pasti bisa mengajar dengan baik. Soalnya kan selama satu minggu ini aku sudah berusaha naikin levelku sebagai guru. Dari yang guru-les-super-bego naik level menjadi guru-les-super-bego-udah-pintaran-dikit. Yah, walaupun cuman secuil upil saja, ngaruhlah. 

Masih ditempat yang sama namun waktu yang berbeda, aku mulai mengajar Lintang kembali. Ibunya menyuguhkan kami dua gelas teh hangat dan kali ini tanpa pisang. Ini membuat aku senang banget. Akhirnya sang ibu menyadari bahwa aku ini bukan seekor monyet (atau mereka sedang kehabisan pisang).

Tapi ada satu lagi kesalahanku pada waktu itu. Aku sudah menyiapkan materi, tetapi aku gak mempelajarinya sama sekali (ketahuan malasnya). Aku pikir nanti cuman cuap-cuap hapalan rumus-rumus aja. Gak tahunya si Lintang dikasih PR Fisika sama gurunya dan aku yang disuruh ngerjain. Mantap.

Ini terulang lagi, INI TERULANG LAGI!! Kembali aku terdiam sambil melihat soal-soal di bukunya Lintang. Dan, tentu saja, aku gak ngerti soalnya! (soalnya aja gak ngerti, gimana mau jawab). Guru macam apa yang tega memberikan muridnya PR yang sangat amat sulit banget seperti ini. Bahkan Einstein aja gak mungkin bisa ngerjainnya. Aku gak kuat, AKU GAK KUAT!! *7icon keluar dari kamar mandi.

Aku sakit kepala. Aku sakit perut. Dan yang paling galau, aku sakit hati. Tuhan, aku gak sanggup lagi Tuhan. Tapi aku belum nikah, jadi nikahkanlah dulu aku dengan Agnes Monica. Amin.


Karena bener-bener gak ngerti sama sekali, aku nanya sama Lintang. Kuulangi, AKU NANYA SAMA LINTANG! Aku gak tahu apa yang ada diotakku saat itu. Ini fenomenal banget. Dan yang lebih bikin shock, pas dia ngajarin ke aku jauh lebih berwibawa daripada ketika aku menjelaskan ke dia (karena secara teoritis, aku memang belum pernah mengajar dia). Kayak ada aura-aura yang membuat aku jadi kayak murid SD. Sempat terlihat bayangan Ki Hajar Dewantara di belakangnya. Beda jauh sama aku yang baru ketemu murid aja udah pipis di celana. Sampai akhir jam les bukan aku yang mengajar dia, malah dia yang mengajar aku.

Dunia sudah terbalik.

2 komentar:

  1. oya, anak didiknya baca blog ini nggak ???

    klo baca bisa berabe nih

    hahaha

    BalasHapus