Jumat, 10 Juni 2011

Indonesian Movie

Kemarin malam habis nonton film Hati Merdeka di bioskop sama kakak-kakak tingkatku. Di rombongan tersebut cuman aku sendiri yang masih semester dua. Berasa paling muda, banget. Tapi juga berasa paling kecil, sangat banget.

Dalam film itu diceritakan tentang sekelompok tentara pada zaman penjajahan Belanda dahulu. Mereka diperintahkan untuk membunuh seorang pemimpin tentara Belanda yang terkenal karena kekejamannya. Sang kapten pada awalnya menolak perintah tersebut, karena baginya membunuh seseorang adalah dosa besar. Namun akhirnya dia bergabung kembali karena rasa persahabatan dengan teman-temannya. Hhhmmm, I think this is a very good movie.

Di tengah-tengah cerita juga ada flashback untuk setiap tokoh. Seperti sang kapten yang dulu pernah membunuh seorang anak kecil, pemimpin tentara Belanda yang istrinya dibunuh oleh tentara Jepang, dan lain-lain. Walaupun otakku cekak soal perfilman, tapi aku bisa menebak klo cerita ini beralur maju mundur, kayak tunggangan anak-anak di Timezone atau Amazon.

Efek-efek yang dihadirkan juga gak kalah hebat dengan film-film Hollywood. Seperti ketika tentara Indonesia sedang berlayar digunung eh dilaut. Suasana sepi, sunyi, dan senyap. Hanya suara nyanyian seorang tentara wanita dan derau ombak deras yang terdengar.

Sedang asyik-asyiknya menikmati kesunyian tersebut, tiba-tiba...

DDUUUAAARRR!!!!!!!!

Meriam kapal mesin Belanda meletus dan hampir mengenai lambung kapal layar Indonesia. Aku kaget. Gile, hampir aja aku joget-joget gak jelas (namanya juga orang kaget, whos know?). Klo aku sampai mati karena jantungan, aku bakal menuntut pihak PH yang bikin film tersebut. 

Sesaat setelah selesai, otaku berkata, "Wow!!" Aku gak menyangka, film Indonesia sudah berkembang sejauh ini. Kemene eje gue seleme ene? Belakangan aku tahu, klo film itu adalah trilogy dari dua film sebelumnya. Aku lupa judulnya apa.

Beginilah seharusnya dunia perfilman Indonesia berkembang. Bukan dengan film-film bertema horror esek-esek atau comedy esek-esek yang perlahan-lahan meracuni pikiran bangsa kita. Seolah menyembunyikan porn movie didalam horror and comedy.

Sebagai contoh, film Tali Pocong Perawan. Bagaimana seandainya ada anak kecil yang melihat iklan film tersebut lalu bertanya pada orangtuanya, "Ma, pocong perawan tuh apa sih?" Orangtuanya pasti bakalan bingung menjawab pertanyaan si anak. Secara, gak mungkin Mamanya menjawab, "Itu artinya orang yang gak pernah bersenggama mati penasaran dan menjadi pocong." Bisa-bisa si Mama di marahin kak Seto.

Hati Merdeka, I love this move. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar