Minggu, 03 Juli 2011

Go To Borneo (Season 2)

At Bandara Adi Sucipto (bener gak sih tulisannya?) atau dalam bahasa alaynya : @B4nd4r4_4d!_5uc!pt0.

Aku tiba dua jam lebih awal dari waktu boardingnya. Sengaja sih. Supaya lebih siap menghadapi penerbangan (dasar udik!). Dan sialnya aku belum makan. Nih perut udah menuntut pengen diisi bahan bakar sampe full.

Aku coba untuk menipu cacing dalam perutku dengan cara pura-pura mengunyah sesuatu, padahal gak ada apa-apa (yang bego cacingnya atau orangnya?). Padahal di depan ku ada sederet toko makanan seperti KFC, Dunkin Donuts, dkk. Tapi harganya itu lho, naujubile! Mahal banget! Kasihan dompet tipisku yang semakin tipis.

Gak tahan, akhirnya aku memesan makanan di KFC.

Sudah kenyang, aku langsung masuk pengen check in. Ngantri. Diantara aku dan petugas check in cuman ada dua pria dengan barang bawaan yang sangat banyak kayak pengen pindah rumah. Bayangin aja, lebih dari sepuluh kardus barang yang masuk bagasi. Tebakanku sih mereka pengen buka usaha warung remang-remang di samping kantor polisi (cuman orang goblok yang berpikir kayak gitu).


Sedangkan dibelakangku ada seorang pria berwajah bapak-bapak (ya iyalah, masa berwajah ibu-ibu?) membawa barang yang juga bejibun. Sebenarnya aku gak ada masalah dengan bapak tersebut, kalau saja beliau tidak memaksa mendorong barang-barangnya secara tidak berperikebarangan. Pasalnya, setiap aku bergerak sedikit, dia langsung menendang kopernya hingga mengenai kakiku kayak orang yang memberikan kode, "Aku menunggumu di WC, kita main glory hole aja!" Hhhhhyyyyyy!!


Walaupun sudah beberapa kali naik pesawat, tapi tetap saja terasa gugup di dada ketika harus melewati pemeriksaan barang. Apalagi petugas pemeriksanya cewek, semain kencang degupan jantung ini (hehehe, BEGO!). Aku bayangin aja gimana klo misalnya ada seorang teroris menyembunyikan bom kentut ultra super bau dalam tasku. Terus ketahuan oleh polisi dan ditangkap. Kemudian dihukum menjadi pemuas nafsu semua manusia homo yang ada di bumi nusantara ini. Glek!


Aku paling benci sama yang namanya menunggu. Apalagi klo sendirian, rasanya kayak orang lagi pengen belah duren tapi gak bisa-bisa. Nyebelin banget kan? Iya donk! Wong buah duriannya udah didepan mata, tapi klo gak bisa dimakan kan gak ada gunanya! (sorry oot, klo ngomongin durian aku susah fokus).

Nah, saat ini aku sedang berada di waiting room. Menurut jadwal boarding pesawatnya jam setengah delapan. Tapi ini udah hampir jam delapan kok gak berangkat-berangkat juga. Jadi khawatir. Jangan-jangan aku ketinggalan pesawat. Soalnya tadi selama menunggu aku mendengarkan lagu dengan headset (emang udah kebiasaanku), takutnya aku gak dengar pengumuman keberangkatan pesawat


Panik. Keringat dingin membasahi seluruh ketekku hingga bau asam memenuhi hidungku yang berupil (yaik, jorok!). Aku tengok kanan-kiri, mencoba mencari manusia yang kira-kira mempunyai wajah seperti orang Banjar. Sayangnya, yang terlihat oleh mata setanku ini hanyalah cewek-cewek cantik berseragam pramugari. Oh come on, konsentrasi dikit donk.


Tidak lama kemudian, terdengar sebuah suara memberitahukan klo pesawat Lion Air dengan tujuan banjarmasin ditunda penerbangannya sampai jam sembilan. Wow, dari jam setengah delapan di delay sampai jam sembilan. Perfect!!


Akhirnya aku tiba di paru-paru dunia jam sebelas malam. Selamat tengah malam Kalimantan!!

1 komentar: