Selasa, 09 Agustus 2011

Baby Sitter Pain

Hari ini aku ada pengalaman yang menyenangkan banget.

Pagi-pagi aku dibangunkan dengan cara yang sangat tidak manusiawi oleh kakak tertuaku, Cici. Aku ngantuk berat gara-gara tadi malam bergadang main game online (gak usah kaget). Mataku baru terbuka setengah doang dan arwahku belum menyatu sepenuhnya dengan ragaku. Hasilnya, mirip kayak zombie idiot yang terkena penyakit muntaber.

Ternyata Cici mau menugaskan aku untuk menjaga anaknya, atau bahasa lainnya keponakanku, si Cua. Pikiranku yang masih setengah sadar langsung mengiyakan tugas suci itu tanpa pikir panjang. "Ah, cuman menjaga anak kecil. Nenek-nenek salto juga bisa melakukannya, masa aku gak bisa," ujarku santai.

Ternyata tanpa sepengetahuanku, aku telah membuat kesalahan yang sangat fatal!

Awalnya sih Cua nurut banget sama aku. Aku suruh duduk, dia duduk. Aku suruh diam, dia diam. Pokoknya semua yang kuperintahkan diturutin sama Cua. Wah, aku berbakat juga nih jadi baby sitter. Terlintas di kepalaku ingin membuka tempat penitipan anak sebagai usaha sampingan sambil kuliah. Dengan semua anak-anak yang selalu nurut dengan perintahku, para orang tua pasti bakal suka. Semakin banyak yang suka, semakin terkenal usahaku. Aku bisa bayangkan aku akan menjadi orang yang sukses di masa muda. Yey!

Ternyata anak-anak itu sama kayak pejabat menjelang pemilu. Cuman baik diawalnya saja. Dari tengah sampai akhir bikin menderita.

Bayangkan dari yang tadinya dia nurut sama aku, sekarang malah aku dipaksa nurut sama dia. Disuruh bikin susu lah, disuruh meniru sapi salto lah. Entah pergi kemana harga diriku ini. Klo aku gak menuruti kehendaknya, dia bakalan menghamburkan seisi rumah. Dan ujung-ujungnya aku pasti kena marah Mamah klo sampai rumah berantakan, walaupun yang melakukannya si Cua. Dunia memang gak adil banget!

Yang lebih licik lagi adalah ketika Mamahku pulang dari kantor, Cua langsung bermanja-manja dengan Mamah. Padahal baru sedetik yang lalu dia telah melakukan pelanggaran HAM dengan menjadikan aku budak yang hina. Kasihannya aku, tidak dapat membela diri. Pengen melapor ke KOMNAS HAM, tapi aku merasa gak bakal ada yang percaya.

Kuhancurkan tempat penitipan anak dalam anganku. Dan buat kalian bila bertemu dengan mahluk kecil bermuka lucu itu, jangan tertipu dengan tampangnya yang polos.

Ralat tulisanku yang paling atas : Hari ini aku ada pengalaman yang menyakitkan banget.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar