Senin, 02 Mei 2011

Sang Penakut

Tadi pas lagi asyik-asyiknya main game online, datang seorang anak labil yang tidak berpendidikan, Primi. Dia cewek kok, walau terkadang aku sendiri aja bisa terkecoh nganggap klo dia itu cowok. Tapi kayaknya dia cewek deh. Aku juga gak terlalu yakin sih. Asal tebak aja.

Primi datang pengen belajar dengan aku tentang cara merubah tampilan blog. Iya, soalnya dia blogger baru. Dan sebagai blogger yang lebih senior dan berpengalaman, sudah selayaknya aku mengajari dia. Aku pengennya sih mengajari dia dengan wibawa seorang guru besar yang sangat disegani oleh muridnya. Namun sayang, waktu itu aku belum mandi. Jadinya kelihatan kayak gembel yang sedang mengajar muridnya yang adalah gembel baru cara mengorek sampah yang profesional.

"Muridku, camkan di otakmu dan di hatimu! Mengorek sampah tidak boleh sembarangan! Harus dengan tehnik khusus yang dinamakan spiral x!"

"Baik guru!"

"Tehnik spiral x itu adalah tehnik mengorek sampah dengan gaya memutar seperti spiral. Dengan gaya ini, pengorekan sampah akan menjadi lebih cepat dan lebih berkualitas! Ingat baik-baik!"

"Baik guru!!"

"By the way, Olga sering gak pake CD lho."

"Baik guru!!!"

Setelah selesai mengajari Primi tentang blog, datang Rexi ke kosku. Dia habis mengambil laptopnya yang sudah di perbaikin. Kami bertiga ngobrol ngalur-ngidul tentang semua hal. Sampai akhirnya Rexi meminta Primi buat memutar film Paranormal Activities. Katanya dia penasaran dengan film yang digosipkan berdasarkan kisah nyata tersebut.

Akhirnya kita bertiga nonton Paranormal Activities bareng. Primi, sang empunya film tersebut ternyata belum nonton juga. "Takut nonton sendirian," Begitu alasannya. Bertiga kami berkonsentrasi penuh dengan film tersebut dengan muka yang dibuat seserius mungkin. Tapi sayangnya muka serius kami malah lebih terlihat seperti orang yang nahan kentut selama lima belas hari. Jelek banget.

Awal nontonnya sih membosankan. Klo pemeran ceweknya gak cantik, sudah pasti aku ketiduran saat itu. Tapi pas udah nyampe bagian klimaxnya, semua ketakutan kami habis terejakulasi. Beberapa kali kami dibuat kaget oleh sentakan suara yang tiba-tiba muncul. Aku mencoba untuk tidak takut (padahal didalam hati udah teriak-teriak kayak banci ngelihat laba-laba).

Ternyata aku penakut juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar