Sabtu, 03 September 2011

Love Adventure : Melisa Oktavia Dewi

Semua orang yang pernah jatuh cinta pasti juga pernah merasakan sakit hati. Karena itu resikonya. Ada hubungan timbal balik antara jatuh cinta dan sakit hati. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Hanya saja antara satu dan yang lainnya saling menutupi. Bila rasa cintanya lebih besar, maka rasa sakit hati dapat ditutupi hingga gak bisa dirasakan lagi. Begitu juga sebaliknya.

Selama empat belas tahun semenjak lahir aku belum pernah pacaran. Itu artinya, dari waktu aku pertama kali melihat dunia sambil menangis sampai aku lulus SMP, aku adalah jomblo sejati (bangga banget sih, ciri orang gak laku). Hal ini didukung dengan wajah yang kurang menarik dan juga kondisi kantong yang selalu tipis, sehingga aku selalu sukses dijauhi oleh wanita.

Sebenarnya faktor wajah dan kantong bukanlah hal utama yang membuat aku gak pernah pacaran, hanya sebagai pendukung saja (faktor pendukung yang sangat kuat). Tapi aku pernah bersumpah kepada seseorang untuk tidak pacaran sampai aku menginjak bangku SMA. Jadilah aku seorang nerd berwajah kurang dan kantong yang tipis (sekali  lagi, cuman faktor pendukung).

Dan setelah aku menginjak bangku SMA, barulah mulai terpikir untuk memilih-milih wanita sial yang akan menjadi pasangan dari seorang Rizky Ardian Hartanto Sawal (namanya panjang banget, dijamin pasti sengsara).

Akhirnya aku kenal dengan cewek bernama Melisa Oktavia Dewi. Itu artinya, nama Melisa Oktavia Dewi akan tertulis dihatiku sebagai My First Love. Well, bagi seorang nerd seperti aku, pacaran adalah hal yang sangat luar biasa. It's Amazing!! (biasa aja kalee, gak usah lebay).


Akhirnya, setelah berkenalan lebih jauh.
Pada tanggal 20 Januari 2007.
Aku menyatakan cinta kepadanya.

Sebenarnya aku gak pernah ketemu dengan dia. Hanya saja, aku sudah ngebet pengen pacaran, kayak orang yang gak boker selama empat belas tahun dan akhirnya kebelet pengen boker (ngerti gak?). Entah apa yang ada dipikirannya, dia menerima cintaku (mungkin dia lagi streesss).

Selama kami pacaran, kami gak pernah ketemu sekalipun. Dan menurutku, dia orangnya pasif banget. Kayak gak ada niat buat pacaran dengan aku. Ngesms pun harus aku yang duluan membahas sesuatu. Klo gak, dia diam.

Kemudian bila aku sudah capek-capek ngetik sms panjang supaya ada topik yang bisa dibahas, dia cuman balas dengan kata-kata "Owh" (singkat, padat, tapi gak jelas). Gila, ini sama aja kayak aku pacaran dengan diriku sendiri. Karena kesal, akhirnya aku melakukan aksi mogok sms terhadap dia.

Beberapa bulan kemudian, dia memutuskan hubungan kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar