Kamis, 08 September 2011

Love Adventure : Santana Meda

Dia adalah cewek yang namanya paling gampang kuingat : Santana Meda.

Kenapa?

Karena unik. Dan aku gampang mengingat sesuatu yang unik. Unik itu beda dari yang lain atau dalam bahasa sehari-harinya : spesial. Nama panggilannya juga aneh : Eda. Wow, kayak nama agen FBI yang tersesat ke negeri cina (emang ada nama agen kayak gitu? mana tersesat ke negeri cina pula).

Dirinya juga seperti itu. Berbeda dan spesial.

Rumahku dan rumahnya berada dalam satu komplek. Nah, waktu itu di komplek kami pernah diadakan sembahyang bersama buat kaum muda yang dilakoni setiap malam minggu. Berhubung aku sudah lama ngejomblo, artinya setiap malam minggu selalu kuhabiskan dengan meringkuk di dalam kamar sendirian (nasib jadi jomblo, nganggur malming), akhirnya kuisi dengan mengikuti sembahyang tersebut.

Seperti sudah kubilang, rumah kami satu komplek. Tapi bukan berarti kami akrab banget. Seperti dua ekor semut yang berada dalam satu sarang, kecil kemungkinannya mereka bisa akrab banget. Soalnya mereka selalu bekerja dan bekerja. Dan mereka punya aktifitas sendiri-sendiri. Coba bayangkan bila semut malas bekerja, malah twitteran. Mungkin followersnya bakal nembus angka tiga juta dalam satu hari (bandingkan dengan followersku yang hanya seupil).

Aku gak tahu apa hubungannya semut twitteran dengan rumah kami yang satu komplek. Tetapi aku cuman mau menekankan kalau aku dengan dia saat itu belum akrab, walaupun kami tinggal satu komplek (udah ah! berbelit-belit. pokoknya kalian ngerti aja!).


Nah, sehabis sembahyang itu, kami mengadakan ritual malmingan yaitu berjalan mengelilingi kota Tamiang Layang (kayak pengikut aliran gelap aja pake kata-ata ritual). Berjalan mas bro, BERJALAN! Aku gak tahu apakah itu heboh menurut kalian, tapi menurutku... gak heboh-heboh amat. Biasa aja (klo gitu ngapain teriak, bego!).


Sekali lagi : Nah, mulai dari sinilah aku dekat dengan dia.

Hingga pada akhirnya, karena jiwaku yang gak stabil dan ingus yang selalu keluar dari hidung (masa dari pantat), aku pacaran dengan dia. Yang gak tahu hubungannya, nih aku jelasin. Saat itu, jiwaku lagi gak stabil akibat jomblo yang berkepanjangan sehingga aku memerlukan seorang pacar yang bisa menstabilkan kegalauan di hatiku (lebay maksimal). Lalu, saat itu juga aku lagi pilek hingga ingus keluar melulu dari hidungku sehingga aku memerlukan seorang pacar yang bisa memperhatikan aku disaat aku sakit (lebay amat sangat maksimal).

Sayangnya, pacaran kali ini mempunyai masa tersingkat dalam kehidupan cintaku. Seingatku, gak sampai sebulan udah putus (keciaannn deh lo!). Alasannya karena gak dibolehin orang tua pacaran. Aku bingung, apakah sekarang 'tidak memperbolehkan anak pacaran' sedang trend dikalangan orang tua? Mungkin gak lama lagi bakal ada #tidakmemperbolehkananakpacaran dalam list Trends Topic Worldwide di Twitter.

Ya sudahlah, aku ingin menjadi seorang kakak saja baginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar