Rabu, 07 September 2011

Love Adventure : Ribka

Aku lupa nama panjangnya, agak susah diingat sih (maklum otak gak sampe). Yang pasti nama panggilan pacar keduaku adalah Ribka.

Berpacaran dengan Ribka ibarat berpacaran dengan seorang ratu, dan aku lebih condong ke arah pengawal kerajaan daripada seorang raja.

Setiap pagi aku selalu menjemput dia dari rumahnya yang lumayan jauh. Selain itu, menunggu dia keluar rumah menghabiskan waktu satu episode Spongebob Squarepants. Jadi, klo aku nunggu di depan rumahnya jam setengah enam, maka kami baru berangkat lebih dari jam enam. Alhasil, klo biasanya aku selalu telat, sekarang aku harus bangun lebih pagi dan berangkat jauh lebih awal (tumben). Sempat juga Mamahku curiga melihat perubahan drastis pada anaknya yang culun ini. Tapi dengan satu jurus bacot no jutsu, akhirnya beliau terpaksa memaklumi (terpaksa lho, T-E-R-P-A-K-S-A).

Jadi, dampak positifnya : Aku jadi sering bangun pagi.

Waktu itu aku baru dikasih motor bekas oleh orang tuaku. Entah apa merknya, sudah gak jelas. Namanya juga motor bekas. Dan lagian, aku juga gak terlalu peduli dengan merk suatu motor. Soalnya aku cupu dalam masalah otomotif. Pernah karena hebatnya kecupuanku, aku pengen beli oli satu liter di bengkel. Kontan aja semua orang yang ada di bengkel tersebut tertawa (itu bukan bego lagi namanya, tapi IDIOT!).

Motor inilah yang sering aku jadikan sarana prasarana dalam hal mengantar seorang kekasih berangkat sekolah (ribet bahasanya, berbelit-belit). Selain mengantar ke sekolah, kami juga sering jalan-jalan dengan motor ini. Sebagaimana akal licik seekor ular, aku selalu berlambat-lambat ketika membonceng dia. Selain karena bensin motor ini terlalu boros dan selalu menguras dompetku yang tipis hingga jadi semakin tipis, aku bisa menikmati setiap detik waktuku bersamanya. Jadi, sekali dayung, dua tiga pulau terlampau. Sekali senggol, dua tiga wanita perawan langsung kabur (gak nyambung perumpamaannya).

Dan di saat itu, aku adalah manusia paling bahagia di dunia.

Tapi...

Hubungan kami gak lama. Belum sempat 3 bulan kami udah putus. Dia bilang gak dibolehin orang tuanya pacaran. Mungkin orang tuanya takut anaknya berubah jadi batu kalau pacaran sama aku (emang Malin Kundang?). Aku mengerti jalan pikiran orang tuanya.

Beberapa hari kemudian aku mendengar kabar dari temanku kalau dia sudah punya pacar lagi. Mungkin orang tuanya sudah dicuci otak oleh agen CIA hingga berubah pikiran (kayak yang agen CIA gak ada kerjaan aja).

Atau mungkin, karena seorang pengawal tidak boleh menjalin cinta dengan seorang ratu.

2 komentar: