Minggu, 09 Oktober 2011

Blackberry

Beberapa hari ini aku berhemat secara luar biasa. Ya, anak kos yang sering kelaparan ini pengen berhemat. Gak, otak kalian gak sedang rusak kok. Tenang saja. Nanti rusaknya kalau sudah selesai membaca tulisan ini (yang nulis aja udah rusak duluan otaknya).

Mungkin kalian bertanya-tanya, "Nih muka ingus ngapain pengen berhemat? Buat apa coba, badan udah kurus gitu. Atau mungkin kepalanya terbentur sesuatu tadi?" Aku pengen menegaskan sebelum terjadi kesalahpahaman yang tidak diinginkan. KEPALAKU MASIH SEHAT (iya, tapi otak lu yang berantakan).

Dibalik niat ganjilku ini tersimpan suatu rencana yang besar untuk kesuksesan masa depanku. Aku sudah besar. Sudah bisa hidup mandiri. Ini saatnya aku menentukan langkahku sendiri. Aku berhemat dan menabung karena aku pengen beli Blackberry (gak ada hubungannya sama "Aku sudah besar" dan "Sudah bisa hidup mandiri").

Oke, aku udah bisa nebak gimana respon kalian terhadap tujuan muliaku tersebut. Nih anak salah gaul kayaknya. Aku tahu pikiran kalian pasti gitu. Udah ngaku aja deh. Soalnya aku juga mikir kayak gitu (udah sadar sendiri).

Kenapa aku jadi kepengen Blackberry? Karena aku ngerasa sebagai seorang anak muda yang sedang dalam proses menuju kedewasaan, aku harus gaul. Tuntutan zaman ini terhadap perkembangan pribadi seseorang sangat susah buat aku jalani. Zaman sekarang kalau gak punya Blackberry pasti dibilang gak gaul (apa hubungannya antara Blackberry dan gaul?). Akhirnya yang terjadi adalah aku dijauhi teman-temanku dan dicap sebagai anak-buangan-yang-gak-punya-blekberi. Ini ngebuat hatiku jadi dilema. Aku seakan berasal dari spesies yang hina dan gak pantas bergaul dengan teman-temanku. Mah, aku ini sebenarnya anak apa? ANAK APA??!!

Akhirnya, supaya dibilang ghaoul aku harus beli Blackberry.

Aku browsing di dunia maya mencari info tentang Blackberry. Ketemu official page-nya di id.blackberry.com.  Dari situs tersebut akhirnya aku tahu Blackberry keluaran terbaru adalah Blackberry Bold 9900. Tunggulah sayangku, kau akan segera menjadi milikku.

Sedetik kemudian aku langsung mencari tahu harganya di Google. Sayangnya karena terlalu bego, aku gak tahu kalau hp tersebut belum ada dipasaran. Jadi, pencarian selama dua jam lebih di depan komputer : SIA-SIA.

Kasian ya.

2 komentar: