Jumat, 29 Oktober 2010

Cari Kos :)

Wah. . .
Inilah saat-saat paling menegangkan dalam hidupku; terpisah dengan orang tua. Aku harus berjuang menghadapi kerasnya hidup dan harus bisa hidup mandiri, tidak tergantung lagi sama orang tua. Aku ga bisa lagi bangun telat, malas-malasan. Klo kemarin cuci baju ngandalin ortu, sekarang udah ga bisa lagi (wah, ketahuan manja, Xixixi. . .). Hhhhhmmmm. . . Aku ingin cerita tentang gimana perjalananku mendapatkan Kos ini. Ga apa-apa ya ?? (yaiyalah ga apa-apa, wong ini blognya aku sendiri)

Hhhhmmmm. . . Mulai darimana ya ?? (telmi amat sih :p) Ok, gini aja.

Kemarin, pada bulan Juni, aku mencari-cari Universitas ke tanah Jawa, karena di Kalimantan ga lulus semua (ketahuan gobloknya). Singkat cerita, akhirnya aku lulus juga di Universitas Setia Budi di Solo. Nah, setelah test di USB, Omku (ku panggil Om Didu) bertanya sama Satpam USB.

"Pak, ada rumah kontrakan atau kos-kosan yang kosong ga disekitar sini ?" Tanya Omku pake logat jawa (omku ini emang pandai pake bahasa jawa).
"Owh, banyak yang udah penuh Pak. Tapi kalau Bapak pengen, temen saya bisa nganter nyari kos-kosan atau kontrakan yang dekat-dekat sini" Jawab Pak Satpam yang baik (dipuji-puji donk).
"Tolong ya Pak"

Kemudian Pak Satpam yang baik ini memanggil temannya yang sesama Satpam yang baik juga (katanya sih Satpam Timur) pake Blackberry (bohong tuh, kenyataannya cuman nokia biasa kq), kemudian ngomong-ngomong ga jelas. Setelah mereka setuju, sepakat, sehati, dan sepikiran (emangnya rapat :p), akhirnya Pak Satpam Timur ini mengajak kami ke bagian belakang USB. Ternyata di belakang USB itu ada sebuah pemukiman yang disebut Komplek Bibis Luhur (baru tahu aku). Dan dibelakang USB ini juga ternyata tempat rumahnya Pak Satpam Timur ini. Sesampainya dirumahnya, dia mengeluarkan sepeda motornya.

"Lho Pak, ngapain ngeluarin motor?" Tanya Omku heran.
"Ya kita pakai motor nyari kosnya" Jawab Pak Satpam Timur.
"Lho, kita kan bertiga, emang ga apa-apa?"
"Hhhhmmm. . .Gimana klo kita nyarinya jalan aja, deket kok. Ga apa-apa kan ?"
"Ga apa-apa. Kami orang Kalimantan udah terbiasa kok jalan kaki"

Walhasil, akhirnya kami jalan kaki keliling komplek Bibis Luhur (gayanya kuat, padahal ngos-ngosan juga). Ketemu sebuah rumah kontrakan tua, atapnya bolong-bolong, dindingnya hampir roboh. Terkejut aku ngeliat nenek-nenek keluar dari kamar. Ternyata nenek itu yang punya rumah tersebut. Katanya ngontrak rumah itu sebulannya Rp 3,5 juta. Dan mbahnya juga tetap berada di kamar tersebut. Akhirnya ga jadi aku ngontrak disitu karena ada beberapa pertimbangan (wah, kebayangkan klo satu rumah sama mbah tersebut, bisa terjadi hal-hal yang sangat amat tidak aku inginkan).

Setelah berkeliling lagi disekitar komplek tersebut, ternyata ga ada yang sreg di hati. Terakhir ketemu juga rumah kontrakan seharga Rp 3,5 juta/ bulan. Tapi kata pemiliknya tuh rumah udah diboking sama orang lain yang lebih cakep daripada aku (apa hubungannya ngontrak rumah sama muka ganteng ??). Karena ga ketemu juga, kami kembali ke kampus dalam keadaan sehat walafiat walaupun nafas sedikit hos-hosan serta keringat mengalir deras dari mata turun ke hati (ngawur tuh!). Singkat cerita, akhirnya kami diantar lagi oleh Mr. Syb (kepanjangan dari Satpam Yang Baik, biar agak kerenan dikit) ke sebuah rumah yang tidak terlalu jauh dari kampus USB. Rumah ini terdiri dari beberapa kamar kos. Wah, susah menjelaskan bagaimana struktur rumah kos ini. Yang mau tahu, silahkan datang aja ke kosku.

Setelah berunding dengan Omku serta Ortuku, dan kamipun sepakat, sependapat, sehati, pikiran, jiwa dan raga (apaan sih ??!) untuk menyewa kos ini selama satu tahun. Sebenarnya, kamar yang aku sewa itu termasuk kamar VIP, karena kamar mandinya ada didalam rumah. Dan cuman rumah kosku ini yang ada kamar mandi sendiri. Nah, dalam satu rumah kos ini, ada tiga kamar kos. Kamar mandi tadi cuman bisa dipakai oleh orang yang tinggal di tiga kamar ini. Yah, anggap aja kamar VIP (cape deh. . .). Ternyata, kamar itu udah ada yang nempatin, tapi keluar pertengahan Agustus. Jadi aku yang masuk bulan September bisa tinggal disitu.

Jadilah sekarang aku akhirnya ngekos disini.

Jumat, 08 Oktober 2010

Lega Bangetz. . .

Halo friends !!!!!

Akhirnya setelah sekian lama ga bisa internetan. . .
Ga ef-be-an, ga nulis blog, bla bla bla. . .
Pengen nangis rasanya. . .(yeeeee. . .cengeng!!)

Hal ini dikarenakan kesibukanku sebagai mahasiswa baru di Universitas Setia Budi. Capek banget rasanya!!! Tapi rame juga lho OSPEKnya atau bahasa gaul Mahasiswa USB, PROSIMARU. Yah, walau cuman beda bahasa, tapi tetap aja rasanya agak-agak gimanaaa gitu. Manis-manis sepet rasanya ( pokoknya kayak rasa buah salak ). Banyak berteman dengan berbagai jenis orang yang tersebar di seluruh Nusantara. Ada yang item kayak Robbani, namanya Norma (tapi teteup aja Bani paling item,hehehe...). Ada yang dari daerah Timur, yang pake Beta-beta-an. Ada yang asli Jawa juga, ora ngerti aku. Pokoknya banyak deh, tersedia dalam berbagai pilihan (kayak orang jualan aja).

Oh ya, dua hari sebelum PROSIMARU, ada kegiatan outbond bagi Maba (Mahasiswa baru) ke Tawangmangu. Katanya sih deket dari Solo, dua jam perjalanan. Pokoknya daerah gunung-gunung gitu (maaf ya, masih newbie di daerah Solo :p). Nah, selama outbond ini, Maba dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan mengikuti berbagai macam permainan. Ada permainan Spider web, Magic baloon, dll. Permainan seru ini sistemnya kayak turnamen, jadi yang kalah langsung angkat kaki (gimana jalannya tuh klo angkat kaki ??). Dan sayangnya kelompokku ga masuk Final, Sh*t!! Tapi ga apa-apa, kan yang penting pengalaman dan keasyikannya (padahal sampai kos, semua barang kena acak-acak). Acara ini berlangsung seharian, jadi ketika pulang badan langsung pegel-pegel kecapekan.

Nah, sehari sebelum PROSIMARU dimulai, semua Maba diliburkan selama satu hari. Namun bukan berarti selama satu hari itu bisa santai atau tidur-tiduran (kayak kebiasaan @home). Selama satu hari itu semua Maba sibuk membuat tugas-tugas yang diberikan oleh Panitia PROSIMARU. Dan tugas-tugasnya itu, sulit bukan main. Mana susah dicari lagi. Contohnya aja nih, disuruh foto bareng sama salah satu Panitia PROSIMARU. Emang kelihatannya gampang, tinggal minta foto aja. Tapi, terkadang Panitianya ga mau diminta foto bareng. Sampai-sampai ada kulihat salah satu Maba mengejar-ngejar salah satu Panitia seperti Paparazzi mengejar-ngejar Artis (jadi ceritanya Panitia jadi Artis gitu ??). Wah, pokoknya ga masuk akal deh. Untung aja Kakak Panitia yang foto bareng sama aku itu baik, jadi aku ga ada disuruh macam-macam, Hehehe. . .

Hari pertama PROSIMARU, semua berjalan mulus sampai pemeriksaan tugas, yang ternyata aku lupa membawa salah satu tugas yang diberikan (waduh, penyakit "lupa" ini kok ga bisa hilang ya ??!!). Alhasil, setelah dipelototin oleh Kakak Panitia, akhirnya aku kena coret di Cocard satu kali (ceritanya nih, setiap satu kesalahan maka cocardnya dicoret satu kali). Setelahnya ada isu diantara Maba kalau yang sudah kena coret sebanyak tiga kali, maka Maba tersebut dinyatakan tidak lulus OSPEK dan harus mengulang tahun depan (tapi aku ga sependapat, masa sudah susah-susah mengikuti OSPEK yang gila ini, sampai harus mengulang lagi tahun depan). Kemudian, ketika hampir pulang, ternyata kami dikasih tugas lagi yang lebih gila dan lebih ga masuk akal daripada yang kemarin. Akhirnya aku dan temanku, Norma (yang item itu ceritanya nginap di kosnya aku, supaya bisa ngerjain tugas) bersama-sama ngerjain tugas. Kami sampai menembus hujan malam demi mencari barang yang dimaksud (bukan barang haram lho, bukan. Sumpah bukan!). Kemudian kami berdua begadang sampai subuh mengerjakan tugas juga (tugas edan, ga enak banget sih). Ketika lagi ngerjain tugas ditengah malam, eh si item Norma malah enak-enakan tidur. Ga adil banget sih, aku begadang ngerjain tugas, dia malah tidur (ketahuan sirik!!). Walhasil, karena kesal aku ganggu aja setiap kali dia tidur. Baru berapa detik dia pejamin mata, kubangunin dengan cara yang tidak mengenakkan (biasa, jahilnya kumat lagi).

Hari kedua, dengan wajah ngantuk aku dan Norma berangkat ke Kampus guna mengikuti PROSIMARU yang tidak mengijinkan satu kalipun absen dari kegiatan tersebut (wajah ngantuk itu kayak zombie, kayak mayat hidup). Namun ketika sampai Kampus, rasa kantukku hilang. Sedangkan Norma semakin parah. Dia sampai ga bisa tersenyum karena terlalu capek (tersenyum aja terpaksa!). Kegiatan di Kampus cuman pengarahan-pengarahan dari Rektor, Kakak-kakak Panitia, dari Kapolri juga, pokoknya cuman duduk dengerin orang ceramah di depan. Oh ya, acara PROSIMARU ini dimulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB. Begitu seterusnya selama tiga hari. Jadi kebayangkan betapa capeknya Maba yang lemah seperti kami ini. Dan seperti kemarin, kami diberikan tugas lagi oleh Kakak-kakak Panitia. Tapi untungnya lumayan enteng tugas tersebut (enteng dari Hong Kong!!), jadi bisa diselesaikan semua.

Hari ketiga, Inagurasi. Hari ini masing-masing kelompok disuruh membuat kreatifitas dari semua barang yang dibawa oleh Maba pada waktu itu. Karena kami cuman bawa kaleng-kaleng dan botol-botol bekas, serta kardus dan kotak makanan, jadi kami cuman kepikiran membuat mobil mainan (sempit banget kreatifitasnya). Wah, pokoknya hancur deh kreatifitasnya. Oh ya, selain disuruh membuat kreatifitas, kami juga disuruh membuat foto jenik dan pidato. Pokoknya semuanya lebih hancur daripada kelompok lain (maklumlah, orang-orangnya juga pada hancur). Dan berakhirlah PROSIMARU pada sore hari itu. Sebelum berakhir, Kakak Panitia mengumumkan bahwa nanti malam akan diadakan INAGURASI (kalau menurutku sih semacam pesta penyambutan gitu) dan setiap kelompok wajib membawakan sebuah lagu. Well, akhirnya kelompok kami membawa lagu Rumah Kita - God Bless. Setelah berteriak-teriak ga jelas diatas panggung (nyanyi maksudnya), maka berakhirlah masa-masa PROSIMARU yang manis-manis sepet. Sebelum berakhir, semua Maba disuruh kumpul, nyanyi bareng dan loncat-loncat bareng di depan panggung. Wah, rame banget, suasananya kayak Discotik-discotik gitu (padahal ke discotik aja ga pernah, paling rame cuman kondangan. Hehehehe. . .). Dan akhirnya semuanya telah berakhir.

Sekarang, aku sedang sibuk-sibuknya kuliah. Bikin tugas, Laporan, bla. . .bla. . .bla. . . Masa-masa kuliah itu ga seenak masa-masa SMA. Jauh lebih sibuk. Klo SMA mah, nganggur doank (ketahuan jarang belajar). Tapi ga apa-apa, demi menggapai cita-cita (padahal cita-cita aja ga jelas, hehehe. . .). Tetap berjuang menjalani hidup ini. Tuhan memberkati kita semua.

Rabu, 04 Agustus 2010

SPTO Sialan ;(

Badan capek, semangat ga ada, mata ngantuk. Malam itu terasa sangat sepi. Hanya Mbak Kunti dan Mas Gundo yang setia menemaniku dengan suara menyeramkan mereka (Hhhiiiiiii....!!). Aku bergadang dengan Omku, Yansen, di rumahnya yang berada di tengah hutan (pantesan).

Sebelumnya kami mencari jasa travel dari Palangkaraya sampai Banjarmasin. Karena rencananya besok pagi jam sepuluh aku harus ada di bandara Banjarbaru. Apa ya nama bandaranya ?? Aku lupa... Hhhhmmmm... Ya udah, sebut aja bandara Banjarbaru (maklum, otak lemot pentium dua :P).

Nah, lagi asyik-asyiknya mencari jasa travel, tiba-tiba hujan deras turun di atas kepala semua orang, termasuk kami (ya iyalah, masa tembus). Emang nasib lagi apes, tiket jasa travel ga dapat, malah kehujanan. Langsung aja Om Yansen menancap motor (ditancap dimana bo ??) bututnya menuju ke BEM UNPAR yang kebetulan berada di dekat situ.

Sampailah kami di lokasi dengan baju basah kuyup. Aku mengeringkan baju dengan kipas angin yang ada disana (emang bisa ??). Untung aja ada banyak orang disana, sedang rapat mengurus OSPEK untuk mahasiswa baru. Kayaknya rame tuh, sayang banget aku ga diterima di PSPD UNPAR (hiks!!T_T). Malu juga karena banyak orang yang ga kukenal di situ. Tapi kayaknya mereka cuek-cuek aja dengan keberadaanku yang telanjang dada (mana kurus kerempeng lagi). Ya udah, aku cuek juga sama mereka (padahal malu setengah mati, yohohoho).

Setelah hujan reda, barulah kami pergi dari situ. Kembali kami menyisiri, eh, menyusuri jalan kota Palangkaraya mencari jasa travel yang masih tersisa. Tapi jalanan sudah sepi dan toko-toko hampir tidak ada yang buka.

“Baru jam sepuluh kok toko-tokonya udah pada tutup sih... Pada ga pengen rejeki ya??” Ujarku (Aduh mas ngudeng, ini di Kalimantan!! Lo pikir kayak di New York apa, yang toko-tokonya ga pernah tidur??!!).

“Pasrah aja. Besok kita cegat bis aja di tengah jalan menuju terminal Banjarmasin. Trus, cari taksi ke Bandara.” Jawab Om Yansen (Wah, berani amat mencegat bis di tengah jalan. Ga takut ketabrak apa? Atau udah punya ilmu kebal dari Si Mesum dari gua Porno??).
Ya udah deh, sebagai keponakan yang baik dan cakep serta cukup manis, aku nurut aja dengan Omku yang gagah dan sangar serta menakutkan (jangan marah ya Om, yohohoho). Makanya kami bergadang menunggu bis jam tiga pagi. Daripada nganggur, aku ngajak Omku ke warnet yang buka 24 jam. Lumayan, mengurangi kantuk.
Sebelum jam tiga, yah kurang lebih lima belas menit sebelum jam tiga, kami angkat kaki (angkat muka juga) dari warnet menuju ke terminal. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya bis yang ditunggu-tunggu datang juga. Berangkatlah aku sendirian ke menuju terminal Banjarmasin. Om Yansen ga ikut, soalnya dia lagi sibuk ngurus kuliahnya. Sebelum pergi, dia selalu mewanti-wanti supaya aku selalu waspada dengan barang-barangku.
“Ingat Ky lah, Jaga dompet baik-baik. Hp tu juga. Diperiksa selalu setiap waktu. Ingat, kejahatan bukan hanya terjadi karena ada niat dari pelaku, tetapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah, WASPADALAH!!” Nasihat Om Yansen layaknya Bang Napi dengan muka yang sama sangarnya.
“SIAP BOS!!”
Walhasil, aku ga ada tidur sama sekali sepanjang perjalanan Palangkaya-Banjarmasin. Aku menjadi curigaan sama setiap orang yang ada. Pikiran jadi parno, sikap selalu waspada. Mataku sengaja kupelototin supaya keliatan sangar (ga ngaruh juga kali).
Sesampainya di terminal Banjarmasin, badanku jadi capek banget. Baru aja keluar dari bis, udah digerombongi para tukang ojek. Serasa artis baru beken aja, dikelilingi paparazzi (pede banget, nyama-nyamain diri dengan artis).
“Ke Bandara Mas??” Tawar salah satu tukang ojek.
Hhhmmm... Aku jadi tertarik. Mana aku juga lagi buru-buru, boleh deh. “Ok deh Mas!” Jawabku spontan (tanpa pikir panjang lagi tuh, malas mikir).
Tiba-tiba dia langsung mengambil tasku dan membawanya pergi. Setelah aku terkejut, langsung kususul Mas Ojek tadi ke markasnya. Ditaruhnya tasku ke atas motornya, kemudian aku disuruhnya naik.
“Berapa Mas ke Bandara??” Ujarku.
“Ntar aja kita bernegosiasi, berdiskusi, dan bersepakat. Sambil jalan aja...” katanya.
Karena aku emang buru-buru, ya udah deh, nurut aja. Pas udah jalan, kutanya lagi “Berapa sih biasanya ke Bandara??”
“Biasanyakah?? Amun Biasanya ke Bandara thu, seratus dua puluh ribu pang. Tapi oleh lawan ikam, ayu ja seratus ribu.” Jawabnya lengkap dengan logat Banjarnya. Ya udah, aku ngikut aja (mpe logat-logatnya juga ngikut, yohohoho).
Ternyata tukang ojeknya punya hobi cerita-cerita (taktiknya para tukang ojek). Sepanjang jalan kenangan, dari terminal Banjarmasin sampai bandara Banjarbaru, kerjaannya cerita-cerita melulu. Dari cerita bagaimana dia dilahirkan, sampai cerita bagaimana dia bisa jadi tukang ojek (Wah, panjang banget tuh. Bisa dijadiin buku biograpi). Tetapi berhubung anginnya deras, hujan rintik-rintik, dan dia juga membawa kayak pembalap di tv-tv, cepet banget, aku ga terlalu dengar apa yang dia ceritakan. Cuman bisa ber“Inggih-inggih”-ria (inggih artinya iya dalam bahasa indonesia).
Berkat cerita ngelantur dari SPTO (Sang Paman Tukang Ojek), sampai ke bandara rasanya cuman sebentar doank. Ada gunanya juga dia cerita walaupun ga jelas gitu. Setelah berpamitan dengan tukang ojek itu dan mengeluarkan selembar senyum presiden, masuklah aku ke bandara Banjarbaru dan mencari-cari Papahku. Yup, aku pergi barengan Papahku (mana berani aku pergi sendirian).
Setelah keliling-keliling di Bandara kayak anak hilang, akhirnya aku nelpon Papahku (dasar lemot, coba dari tadi nelponnya) sambil ngecharge hp di kamar mandi karena ngedrop (ga ada tempat lain ngechargenya?? Yang lebih gaya dikit donk...).
Ternyata Papahku masih di jalan menuju bandara! Di sekitar Binuang katanya. Yah... Bakal sejam lagi baru tiba di bandara. Kuceritain ke Papahku tentang SPTO tadi. Papahku malah ketawa-ketawa. Katanya aku telah kena tipu SPTO tadi. Terminal-Bandara cuman lima puluh ribu doank klo naik ojek katanya.
Yah... Rugi deh!!!

Rabu, 28 Juli 2010

Cari Kuliah, Capeeekkk...

Waaaaa...
Capeeeeeeeekkkkkk buaaaaaanggggggeeeeeettttttttt...

Nyari tempat kuliah emang paling ribet ya? Kesana kemari, pulang pergi antar wilayah. Badan kurus kerempeng kayak gini dipaksa overload (resiko sendiri badan kurus). Pengen nangis kencang-kencang rasanya!

Kemarin, sebelum UN aku ikut SPMB di UNLAM Banjarmasin. Aku pergi ama Papah dan Omq yang keren (dipuji-puji deh supaya uang saku ditambah, yohohoho). Ada dua makhluk aneh yang ikut numpang (sadis amat bahasanya) tes ke Banjarmasin. Makhluk-makhluk aneh-aneh itu-itu (sadang gawian) adalah Demard dan Bhane. Kebetulan (kayaknya udah direncanakan deh) mereka juga ikut tes tersebut.

Posisi tempat duduk di mobil, Papah ma Om di kursi depan. Sedangkan anak-anak muda yang sableng-sableng duduk di kursi tengah. Suasana kursi depan sunyi senyap, sedangkan suasana kursi tengah ribut banget. Biarpun cuman ada tiga makhluk, tapi ributnya ngalahin warungnya Bu'De klo ge jam istirahat! Pak Supir yang sedang bekerja (tega banget om sendiri dibilang Pak Supir) merasa terganggu dengan keributan itu. Setelah di ehem-ehem oleh Papahku, barulah keadaan mulai tenang (Papahku berjiwa pemimpin, yohohoho).

Akhirnya nyampe juga di Banjarmasin dengan selamat, tanpa ada anggota tubuh yang tertinggal. Semua penumpang beserta supirnya memeriksa semua anggota tubuh, Lengkap! (halah!) Setibanya di Hotel Roditha, kami check in ke kamar hotel.

Setelah membersihkan diri dari bau keringat dan ketiak :@, ga pake lama kami langsung aja menuju ke Duta Mall Banjarmasin. Yah... Sekedar jalan-jalan sambil mencuci mata walaupun duit di dompet cekak (kebiasaan di pasar tungging). Masuk kesana kemari cuman sekedar ngeliatin doank, tanpa ada niat membeli. Tidak jarang kami memasuki toko yang sama beberapa kali, sampai-sampai mas atau mbak penjaganya bosan ngelihat kami yang kerjaannya cuman mondar-mandir tanpa tujuan (kayak anak kambing yang tersesat, yohohoho). Wah, pokoknya kayak orang kidu (ndeso gitu) deh. Malu-maluin banget. Yah, tapi menyenangkan juga sih bersama mereka (I Miss U All!).

Padahal besok ada test tertulis SPMB, kami bertiga malah nyantai-nyantai doank. Ga ada semangat belajar sama sekali. Membahas masalah pelajaran juga ga ada (yah... kebiasaan dari sekolah). Pulang dari Mall langsung tidur.

Keesokan paginya, kami diajak makan oleh Papah di Golden Cafe. Karena kami dapat voucher makan gratis, langsung aja kami sikat semua makanan yang ada. Golden Cafe itu tempat makannya lumayan mewah. Yah, karena kami baru pertama kali makan di tempat kayak gitu, agak syock jadinya. Sendoknya aja ada LIMA bo (biasanya juga makan pake tangan aja jadi)!! Sangat Membingungkan. %(

Tiba-tiba, brakk!! Bunyi gelas tumpah. Tahu siapa yang numpahin?? Si Sableng Bhane ternyata (dasar gila!!!). Spontan aja aku terkejut, Demard juga. Malu minta ampun deh, ampe diliatin orang-orang disekitar situ. Pengen rasanya aku kabur aja dari situ, lari kembali ke Tamiang Layang. Yah, namanya juga ga sengaja, ga apa-apa deh.

Setelahnya, di tempat kami ketemu teman-teman satu kampung satu sekolah, yang juga sama-sama mengikuti test tersebut (janjian deh kayaknya). Soal dibagi, kami bertiga paling ribut (ribut mulu kerjaannya!). Pasalnya, soal-soalnya sulit banget! Mana ga ada belajar (rasain!), jadi cuman ngandel nyontek doank.

Untung teman-teman satu kampung satu sekolah terkumpul dalam satu ruangan. Hasilnya?? Susana, eh, suasananya jadi kayak pasar!! Sampai-sampai peserta yang lain jadi sebel ngelihat tingkah laku kami yang aneh bin ajaib (udah bawaan dari sononya).

Hasil tesnya gimana?? Bayangin, dari sekian banyak peserta dari sekolah kami yang ikut, cuman ada satu orang yang lulus tes :#. Kami bertiga ga ada yang lulus (orang edan semua sih). Bikin capek badan aja ikut tes kayak gitu, hasilnya ga lulus. Saking capeknya, aku sampai sakit dan ga sekoalh selama tiga hari.

Setelah UN, aku dan Papahku kesana kemari mencari tempat kuliah. Puji Tuhan akhirnya dapat juga di Universitas Setia Budi, Solo. Sekarang lagi capek-capeknya cari kontrakan di Solo.

Ga masalah dimana tempat kuliah. Yang penting adalah apa yang kita dapatkan selama kita menuntut ilmu, dan kenyataannya menuntut ilmu kita lakukan seumur hidup. Jadi, intinya adalah, yang penting adalah apa yang kita dapatkan selama kita hidup...

Dan, yang paling penting, tetap semangat dan jangan menyerah...

(wah, ga nyambung ama cerita diatas, yohohoho)

Selasa, 27 Juli 2010

Get Freedom !!

Setelah Log Out dari SMA, biasanya dianggap sebagai kebebasan dari peraturan yang memenjarakan siswa. Setidaknya, itulah yang aku rasakan ketika membaca hasil kelulusan di SMAN 1 Tamiang Layang (gugup baget waktu itu). Bayangin aja, setelah lulus dari SMA, aku bebas mewarnai rambut, bebas pakai sepatu berwarna, bebas berambut panjang, bebas makan nasi (dasar Buduh, itu emang dari sononya kali!), dkk deh. :)

Menjelang pengumuman, semua siswa pada ribut banget! Ada yang ngomongin masalah kuliah dimana, bakal menikah ama siapa, gimana klo ga lulus, ada yang main Basket, ada yang main Takraw, dll. Kayak pasar tungging suasana sekolah (perasaan setiap hari emang gitu deh). Tiba-tiba awan mendung nan gelap datang, hujan rintik-rintik, suasana begitu mencekam (lebay amat sih!).
Tepat sebelum pengumuman, hujan deras membasahi sekolah indah kami. Sehingga kami semuanya berkumpul di teras kantor sekolah yang sempit. Walhasil, tempat itu jadi seperti pengungsian korban banjir. Sempit! Mana bau keringat bercampur aduk menjadi satu. Wueekk! Ga beda ama kebun binatang. Tapi demi mendengar pengumuman hasil ujian, semua siswa rela menunggu dan berdesak-desakan.

Semua nama siswa dipanggil satu persatu. Keadaan mulai merenggang sedikit demi sedikit. Aku jadi gugup. Sampai-sampai aku dapat mendengar detakan jantungku yang semakin keras (jadi pengen minum es degan). Oh Tuhan, selamatkanlah anak-Mu ini!

"Rizky Ardian Hartanto Sawal" Teriak seorang guru mengejutkan aku. Detakan jantungku semakin keras. Semua usahaku selama tiga tahun menuntut ilmu di sekolah bersama teman-temanku (sampai bosan aku ngeliat wajah temanku, tapi sekarang jadi kangen banget!), akan ditentukan oleh selembar kertas. Ketika aku membuka amplop hasil ujian, ternyata ada tulisan "ANDA BERUNTUNG", eh, bukan...`Tulisannya adalah "LULUS!"(ngawur aja!).

Waaaaaa... Gembira banget! Spontan aja aku berlari menembus hujan yang deras. Ingin rasanya aku berteriak kencang-kencang "AKU LULUS!" Tetapi di tengah kegembiraanku, tiba-tiba aku teringat kekasihku Tia, kemana dia?

Kutelepon hpnya, ga diangkat. Jadi bingung plus gugup, lulus apa ga dia ya?? ?_?

Akhirnya dia muncul juga. Ketika aku bertanya gimana hasilnya, dia bilang dia lulus! Wah, kesenanganku bertambah dua kali lipat! Hahahahaha... Secara spontanitas tanpa ada unsur disengaja (ada juga sih sedikit ngarep), kami berpelukan ditengah derasnya hujan. Aku sudah tak perduli ama keadaan sekitar,yang penting aku sanang!

Keesokan harinya, kami mengadakan acara corat-coret baju seragam sebagai kenang-kenangan. Sekaligus juga konvoi bermotor mengelilingi kota mungil Tamiang Layang. Sepanjang jalan ribut banget. Maklum, anak-anak lagi pada senang-senangnya. Walau baju kayak gembel (tapi keren koq), tetap pede aja, yang penting happy :P.

Sekarang tetap asyik lho mengenang masa-masa indah yang tak terlupakan itu...

Senin, 26 Juli 2010

Perang SMS :@

Akhir-akhir ini hape bututku sering berdering. Bukan karena banyak cewek ngajak kenalan, bukan banget (padahal harap-harap cemas :P). Tapi karena banyak sms ga penting masuk ke inboxku. Aku bilang ga penting, bukan karena aku sombong (aku ramah koq orangnya, yohohoho). Tapi karena emang sms itu sangat ga penting banget. Bayangin, masa mau (maaf) kentut aja harus sms ke banyak orang (astaganaga, dasar gila!). Makanya, ga jarang hape mungilku hang karena kepenuhan inbox (kasiannya, hiks...hiks... T_T).

"Hey, ada yang paham sms Akbar ga ?" begitulah bunyi sms Demar ketika tulisan ini dibuat. Ini salah satu contoh penyalahgunaan sms gratis di negeri kita ini. Bagaimana bangsa kita bisa maju apabila semua rakyatnya sibuk mengirim sms gratis ?(padahal sendirinya juga kaya gitu).

Dulu juga pernah ada kejadian kayak gini, tapi ga sesering ini. Waktu itu menjelang Natal, Telkomsel memberi promo sms gratis dari tengah malam sampai jam enam pagi. Namanya anak muda, pastinya pengen yang gratisan melulu (makanya sering ngutang di warung, yohohoho). Nah, ngeliat ada harta karun bertebaran, pastinya ga bakal dilewatin oleh anak-anak sableng kayak kami (ngaku aja deh!). Semuanya pada rela begadang untuk bersms-an ria. Entah sms-an ama sang kekasih, ama keluarga, ama monyet :P, ama siapa aja deh (mataku jadi berkantung-kantung T_T).

Tapi aku juga ga mau kalah. Aku langsung menerbitkan sebuah "majalah sms" yaitu BARTIM BERSINAR. Selama promo ini, setiap tengah malam aku selalu bangun dan menulis BB terus dikirim kesemua kontak yang ada di hpku. Entah itu Papahku, Ibuku, Kakakku, Adikku, Saudaraku, Temanku, Monyetku, Anjingku, pokoknya ke semua orang. Sampai-sampai ada yang menyesal telah memberitahu aku nomor hp mereka (yohohoho, iblis sms beraksi!).
Tapi semenjak promo itu dihentikan oleh Telkomsel, keadaan langsung sunyi senyap (sial!). Ga ada kedengaran lagi bunyi dering hp ditengah malam (cekak semua rupanya, yohohoho). Tapi agak sepi juga sih, soalnya udah terbiasa terbangun di tengah malam karena bunyi dering sms, mendadak sepi. Jadi kangen.

Setelah sekian lama, akhirnya Telkomsel mengaktifkan lagi promo 1000 sms gratis. Senang banget rasanya! Terima kasih Telkomsel, kamu emang broadband paling canggih deh (dipuji-puji semoga ada telepon gratis, yohohoho).
BARTIM BERSINAR bisa terbit lagi! Terdengar isak tangis para penggemar BB yang terharu (bukan terharu, tapi sedih campur sebal, yohohoho). Tapi karena akhir-akhir ini sibuk, jadi ga bisa deh menerbitkan BB lagi. Maaf ya teman-teman! (padahal berteriak kesenangan karena bahagia).
Sekarang, giliran mereka yang menyerangku dengan sms bertubi-tubi. Ampuuunnnn. . .

Minggu, 25 Juli 2010

Melenceng tujuan :P

Di sekolah, ada acara kunjungan ke sekolah lain di kota Buntok. Namanya anak sekolahan klo ngedenger ada acara, apalagi klo di desa terpencil kayak kami, pastinya heboh banget. Berbagai rencana telah dipersiapkan untuk mengisi kegiatan pasca-kunjungan. Begitu juga aku bersama teman-temanku udah berencana ikutan kunjungan (lumayan ga belajar, yohohoho).

Rencananya kami bakal naik motor bareng, kayak konvoi gitu. Padahal udah dilarang oleh Kepala Sekolah kami nan Gagah (Baek-baekin deh, yohohoho), karena sekolah udah nyiapin kendaraan tersendiri untuk siswa yang ingin ikut. Tetapi walaupun begitu, kami tetap bersikeras membawa motor sendiri (maklum,namanya juga masa-masa puber. Suka memberontak!). Akhirnya Bapak Kepsek mengijinkan juga akhirnya, sambil mewanti-wanti supaya ga ngebut-ngebut di jalan (ga mungkin layao!).

Aku dan teman-temanku akhirnya rapat tentang menyusun posisi yang pas dalam bonceng-membonceng. Setelah dipikir, didiskusikan, disepakati, dan dimateraikan (wuih, resmi banget), akhirnya ditentukanlah posisi bonceng-membonceng ini. Demard dengan Sherly, lalu Nita dengan Akbar, Wilson dengan Ikwan, dan aku dengan pacarku, Tia (Yaiyalah! Kesempatan ga bakal datang dua kali, yohohohoho). Sebenarnya sih yang pake motor bukan cuman kami doank, masih banyak yang lainnya. Aku ga memperhatikan posisi yang lain.

Akhirnya tiba juga hari yang ditunggu-tunggu. Tapi sayang, sepertinya cuaca agak kurang mendukung. Awan mendung menutupi matahari yang terang, sehingga turunlah hujan rintik-rintik. Tetapi walaupun begitu, kami tetap melanjutkan rencana kami untuk pergi ke Buntok (dasar kepala batu!). Walhasil, hujan deras mengiringi sepanjang perjalanan sehingga ketika nyampe di kota tujuan, semuanya basah kuyup (rasain !).

Dengan weak fashion seperti itu, kami cuek aja dan tetap mengikuti acara dengan cool (gila!), seperti ga terjadi apa-apa (padahal, malu minta ampun deh !). Dasar orang-orang sableng (termasuk aku, yohohoho). Ternyata ada dua sekolah yang akan kami kunjungi. SMKN 1 Buntok dan SMAN 2 Buntok (Klo ga salah, maaf ya klo salah :P).

Yang namanya kunjungan, pasti ada adu kehebatan dibidang olahraga antar sekolah. Ada pertandingan Basket, Voly, Takraw, dll. Termasuk ada adu mulut antar suporter dari ketiga belah pihak :P. Wah, pokoknya rame banget deh. Ga kalah seru ama sinetron-sinetron di tivi, malah ada adegan bunuh-bunuhan segala :@. Eh, ga deh, cuman bercanda doank koq.

Setelah pertandingan usai, rencananya kami akan pulang bareng bersama teman-teman yang lain. Tiba-tiba muncul sebuah ide brilian bin sableng diantara kami (tumben punya ide, biasanya LOSS otak). Ide gila itu adalah menginap sehari di kota Buntok, di rumah tantenya Nita. Yang cowok dirumah keluarganya Wilson (Sayangnya ga boleh tidur sama-sama, yohohoho).

Namun, entah ada angin apa, tiba-tiba Ikwan merengek pengen pulang duluan. Katanya sih, dia punya firasat buruk gitu. Akhirnya setelah didiskusikan secara lahir dan batin, kami merelakan kepulangan Ikwan yang keluar dari jadwal setan tersebut.
Yah, namanya anak muda, klo ada acara rame-rame apalagi sampe menginap, pasti mempunyai banyak rencana setan dimalam harinya. Cuman dalam masalah kayak gini baru otaknya encer banget. Biasanya ditanya guru bahasa inggris, cuman bisa jawab YES and NO ! (pas-pasan amat bahasa inggrisnya!).

Nah, aku juga punya rencana jahat tersendiri. yaitu. . .jreng. . .jreng. . .jreng. . . (sumbang amat bunyi gitarnya) jalan-jalan berdua bersama sang kekasih menyusuri kota Buntok dimalam hari (waduh, bahaya amat tuh). Tapi tenang saja teman-teman, aku ga macam-macam koq. Paling cuman. . .(hehehe, tebak aja sendiri). Pokoknya, suasana malam itu terasa hangat sangat, indah banget (jangan sirik ya, dan jangan bayangin yang macam-macam!). Namun sangat disayangkan, kami pulang ke hotel teman masing-masing pada pukul 20.00. Semuanya terasa begitu singkat. Huhuhuhu. . .

Di hotel Wilson, kami mulai cerita-cerita masalah 17 tahun ke atas (untuk yang cewek, jangan coba-coba bergabung dengan kami pada malam hari). Walaupun cowok, tapi kami ga kalah ributnya ama arisan ibu-ibu deh. Sampe Oomnya Wilson beberapa kali mewanti-wanti supaya kami jangan ribut, karena anak bayinya sedang tidur nyenyak. Dasar anak-anak gila. Udah numpang tidur gratis, malah ribut-ribut. Mengganggu saja (namanya juga anak muda Oom, kayak ga pernah muda aja).

Keesokan harinya, akhirnya kami pulang juga meninggalkan kota Buntok. Kali ini posisinya sama, namun Wilson sendirian karena ditinggal pulang duluan oleh Ikwan (jangan nangis Son!). Tetapi sebelumnya, kami sempat berkunjung ke Danau Sanggu. Suer, danaunya Indaahhhh banget! Sampe terkahum-kahum aku ngeliatnya. Seandainya bisa tempat itu bisa ditukar ama daerah Empat Lima di Tamiang Layang, aku pasti ga bakal rela ninggalin desa kecil itu. Suasananya romantis banget. Akbar aja bisa menghasilkan sepuluh buah puisi di danau itu dalam sekali buat (yohohoho, maaf ya Bar).

Nah, disitu ada sepeda air. Kebetulan banget. Bentuknya lucu banget. Ada bentuk Bebek, Angsa, Itik (walaupun semuanya terlihat sama bagiku). Langsung aja kami mencarter Itik (atau Bebek, atau Angsa, terserah aja deh) tersebut dan berngebut ria. Belum sampai 10 menit udah lemes tenaga (lemah banget).

Akhirnya puas juga berhos-hosan ria. Setelah istirahat sebentar, kamipun melanjutkan perjalanan pulang menuju desa Tamiang Layang, my home sweet home. Sebuah kenangan indah telah tercipta bersama teman-teman sablengku. Trim's ya teman-teman!.