Minggu, 20 Februari 2011

Back to the KOS

Akhirnya hari ini balik juga ke Solo. Sedih banget berpisah lagi dengan ortu. Ceritanya aku ge dekat-dekatnya sama ortuku. Kemarin aja pas Valentine's Day aku kasih cokelat gede sama ortuku (ga takut kena diabetes tuh ntar?). Wah, tumben banget deh aku baik ma ortu kayakgini, biasanya juga membangkang terus (maafkan aku ya Bu, Pah). Maklum, terpisah oleh samudera sih, makanya need banget ortu nih.

Pas pulang, diantar ortu sampai bandara Syamsudin Noor. Ga, pelukannya ga pake acara nangis dan pelukan segala (lebay amat klo ada kejadian kayak gitu). Selama menunggu di bandara, kepikiran terus ama kebaikan ortuku selama ini. "Sekolah tuh yang bener, jangan main-main. Ortu kamu sudah berjuang mati-matian banting tulang demi bisa menyekolahkan kamu. Makanya jangan sia-siakan harapan ortumu," begitu kata Ibu temanku yang kebetulan berangkat bareng. Akhirnya aku menetapkan bahwa aku harus kembali dengan prestasi yang luar biasa untuk ortuku. BERJUANG!!

"Ki!" sapa seseorang ketika aku lagi cari tempat duduk di pesawat.
"Eh, Nino. Kok kamu disini?" balasku.
Nino sewot, "Yee...Emang aku ga boleh disini?".
"Boleh sih. Tapi bukannya kamu pulang hari senin?" tanyaku sambil mengangkat tas.
"Emang sih rencananya gitu, tapi ga jadi," jawabnya. Dan berangkatlah pesawat kami menuju pulau seberang.

Sesampainya di Jogjakarta, kami langsung naik kereta menuju ke Solo. Ternyata penumpangnya bejibun. Akhirnya kami dapat juga tempat duduk VIP, yang bisa bebas duduk dimana aja (maksudnya dilantai gitu). Susah emang kalau naik kereta kelas ekonomi. Cuman bisa mengeluh tanpa bisa bertindak. Kayak orang miskin yang pengen jadi kaya (yaiyalah, semua orang pengen kaya). Dan di kereta ini juga aku ketemu sama suster yang dulu satu kelompok ketika outbond. Aku lupa namanya (maklum, aku tidak punya bakat mengingat nama dengan cepat).

Selama satu jam lebih sedikit banget, sampailah kereta tidak menyenangkan itu di stasiun Solo Balapan. Sejak pertama mendengar nama stasiun ini, aku ga ngerti kenapa namanya mesti Solo Balapan. Mungkin karena dulu Si Solo adalah pembalap kereta terkenal, sehingga nama dan pekerjaannya diabadikan menjadi nama sebuah stasiun (sejarah yang sangat dipaksakan). Nino dijemput sama saudara jauhnya, sedangkan aku sama suster naik taksi. Kebetulan aku sama dia satu arah, jadi kami naik satu taksi aja. Dan kebetulan juga yang turun pertama kali adalah aku. Terus kebetulan lagi dan lagi uangku gede, dan ga ada kembaliannya (mencurigakan, tercium bau kejahatan). Akhirnya suster bilang biar dia aja yang bayar taksi nanti (YES!!).

Sampailah aku di kos yang sepi dan membosankan ini. . .

Sabtu, 12 Februari 2011

Warnet Baru

Tinggal satu minggu lagi waktuku di kampung halaman sebelum kembali ke seberang pulau untuk menuntut ilmu demi masa depan yang pasti (hosh...gila panjang banget kalimatnya, tanpa koma lagi!). Ya, liburan yang aku rencanakan cuman 2 minggu ini ternyata dapat diperpanjang hingga 1 bulan. Jadinya lebih lama deh tinggal ma ortu dan sanak saudara.

Pengennya sih keadaan ini jangan cepat berlalu, klo bisa selamanya deh kumpul-kumpul kayakgini. Tapi ga mungkin, soalnya kan aku harus menggapai cita-cita agar bisa membanggakan ortu (Ayah, Ibu, tunggu saja...). Apalagi aku harus tambah dewasa juga, dan nanti juga pasti akan menjadi Ayah bagi anak-anakku (emank siapa yang mau menjadi istri kamu?). Eitss, kalian jangan salah. Banyak lho yang ngantri pengen jadi istriku, bahkan ada juga yang dari kalangan artis ibukota (hueeekkk!).

Hehehe...

Yah, selama liburan nih ga banyak kerjaan yang aku lakukan. Paling cuman main bola sama anak SD (ingat umur donk! Masa main bola sama anak kecil?), dan jaga warnet.

Warnet ini adalah usaha sampingan kakakku yang udah menikah. Tapi sayangnya belum punya penjaga yang tetap, jadi terpaksa adikku yang sering jaganya (daripada jaga, lebih tepat dikatakan main). Tapi kan dia juga harus sekolah, ga mungkin bisa full time. Nah, keadaanku yang mirip pengangguran ini dimanfaatkan oleh kakakku (gimana ga mirip pengangguran coba, cuman makan-tidur-mandi doank tiap hari). Aku sih oke-oke aja, soalnya kan bisa sambil jaga sambil browsing-an gitu. Dan biasanya klo malam tuh warnet agak sepi, jadi bisa main game online (biasa, Point Blank). Maaf deh klo kalian nganggap aku masih bocah, main game anak-anak gitu. Tapi rame sangat lho teman-teman, pas banget ma seleraku.

Nah ceritanya lagi asyik-asyik jadi dewa di PB, ternyata ada gangguan koneksi saudara-saudara. Bayangin aja gimana jengkelnya aku. Mana misi tadi udah selesai, kill banyak, posisi teratas, senjata point udah sisa 1, pokoknya dongkol banget deh! Pengen rasanya aku banting komputer (padahal ga berani, takut dimarah bos). Pas liat ping, ternyata RTO-nya banyak banget. Pantes aja koneksi kayak setan. Marah, dengki, benci, semuanya menyatu dalam kepalaku. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Hanya diam tanpa kata menerima nasib.

Entah kapan aku bisa main PB tanpa gangguan. . .

Jumat, 11 Februari 2011

Imajinasi

Beberapa waktu lalu saya kaget melihat logo depan dari situs GOOGLE yang memperlihatkan pemandangan dalam laut melalui sebuah kapal selam. Apalagi ketika gambarnya bisa aku gerakin kekiri ,kanan,atas, dan bawah. Senang banget rasanya (kayak anak kecil aja). Pertama ngeliat tuh logo, aku jadi bingung sendiri. Apa sih maksud google bikin logo kayak gitu ?

Tanpa sengaja gambar tersebut aku klik, dan langsung menuju halaman pencarian tentang Jules Verne. Halaman pertama merujuk pada situs WIKIPEDIA yang berisi biografi Jules Verne. Ternyata hari tersebut adalah ultahnya si Jules. Waahhhh, met ultah ya bang Jules. Moga panjang umur dan sehat selalu deh (beliau udah almarhum bego!!).

Hehehehe...

Jules Verne


Setelah aku baca lebih lanjut, ternyata Jules Verne adalah seorang pengarang novel fiksi ilmiah. Beliau lahir pada tanggal 8 Februari 1828 dan meninggal pada tanggal 24 Maret 1905. Jadi, umur beliau adalah 77 tahun. Selesai.

Hanya itu?? Kok cuman itu sih?? Biasanya kalau sampai google bikin logo tentang seseorang, pasti dia adalah seseorang yang sangat luar biasa. Kayak Albert Einstein atau Thomas Alfa Edison. Tapi tentang Jules Verne?? Jujur, namanya terasa asing di telingaku (biarin, emang aku ga gaul kok). Kayak-kayaknya pernah dengar dimana gitu. Langsung aja aku putar lagunya Kuburan Band, Lupa-lupa Ingat (biar lebih menghayati suasana gitu, hehehe).

Karena penasaran, aku search ulang "Jules Verne" di google. Loh, kok malah muncul gambar artis cewek yang digosipin kelahi sama Depe?? Owh, ternyata salah ketik saudara-saudara. Yang kesearch malah "Julia Perez". Hahahaha, meleset dari sasaran bos!!(jauh amat melesetnya, mencurigakan)

Nah kali ini sudah aku pastikan kata kuncinya "Jules Verne". Abaikan situs wikipedia, cari situs lain. Akhirnya, setelah klak klik kluk kesana kemari, ketemu juga situs yang memberikan penjelasan memuaskan tentang Jules Verne. Liat di sini.

Jules Verne adalah Bapak Kisah Fiksi Ilmiah yang menuliskan cerita-cerita tentang perjalanan ke tempat-tempat eksotis. Yang mengesankan bukanlah cerita novel tersebut, tetapi imajinasi beliau dalam novel tersebut. Bayangkan saja, pada zamannya hanya mempunyai penerangan lilin (dan matahari, tentu saja). Namun beliau telah berimajinasi tentang kapal selam, pesawat luar angkasa, dan peralatan modern lainnya yang menjadi inspirasi ilmuwan zaman sekarang untuk menciptakan barang serupa. Bayangkan, hanya dengan imajinasi bro!!! (tangan mengepal di depan badan, semangat!)

Nah, sekian saja penjelasanku tentang Si Jules Verne ini. Website ini telah menjelaskan dengan sangat baik tentang beliau. Sekarang mari kita membahas tentang imajinasi. Aku sendiri sangat mengagumi yang namanya imajinasi. Imajinasi adalah awal dari segala sesuatu. Seandainya Thomas Alfa Edison tidak berimajinasi tentang sebuah benda yang bisa bersinar terus-menerus, tidak mungkin dia menciptakan lampu. Seandainya Isaac Newton tidak berimajinasi tentang sebuah energi yang bisa menarik, tidak mungkin dia bisa menemukan gaya gravitasi. Jadi, imajinasi mengambil posisi penting dalam kemajuan zaman. Tanpa itu, manusia akan terus hidup dalam zaman batu.

Jangan sangka orang yang sering melamun adalah orang yang tidak berguna. Merekalah cikal bakal kemajuan bangsa. Siapa tahu kan melalui imajinasi mereka, kita bisa menciptakan alat seperti zero-gravity, or another kayak para jenius itu lho (pengennya sih gitu). Marilah kita berimajinasi tentang kehidupan kita yang akan datang. Klo imajinasiku, aku akan pergi ke sebuah pulau yang tidak terdeteksi dipeta. Aku akan melakukan penjelajahan yang sangat menegangkan, hingga akhirnya aku akan menjadi seseorang yang pertama kali menaklukkan pulau tersebut. Akan aku pasang bendera Indonesia di gunung tertinggi di pulau tersebut, sehingga semua orang akan melihat bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang berjaya, bangsa yang hebat dan cerdas.

Ya, memang aku kebanyakan nonton film kayak Jurassic Park, The Lost Island, dll. Tapi salahkah aku berimajinasi setinggi langit??

Aku rasa tidak. Dan aku akan terus berimajinasi. Kemudian, aku akan berusaha untuk mencapainya dengan segenap kemampuanku agar imajinasi tersebut menjadi kenyataan. Akan kubuat semua orang yang telah meremehkan imajinasiku terkagum-kagum hingga mulutnya menganga sangat lebar (klo bisa sampai jadi sarang lalat).

Aku pernah nonton episode Spongebob Squarepants (aku penggemar berat Spongebob lho!). Lupa judul episodenya apa, tapi yang jelas menceritakan tentang Spongebob dan temannya, Patrick, melakukan berbagai petualangan menegangkan hanya dengan berada didalam sebuah kotak bekas. Spongebob mengatakan rahasianya hanyalah dengan imajinasi (dia mengatakannya dengan gaya yang cukup lebay, hehehe). Well, menurutku itu tidak mustahil untuk dilakukan (tapi sepertinya imajinasi Spongebob sudah ditingkat yang sangat tinggi, hingga melampaui dunia nyata).

Nih gaya lebay Spongebob ketika mengatakan "Imajinasi".


Nah, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu akan menjadi manusia membosankan yang mengubur dalam-dalam imajinasimu dan hidup dengan jenuh di dunia ini? Tentu tidak ada diantara kita yang ingin menjadi seperti itu. AYO! Kita membangkitkan kembali mimpi kita yang telah terkubur jauh didalam hati kita, dan jadikan itu semangat serta warna dalam hidup agar kita selalu bergairah dalam menjalani hidup didunia yang jenuh ini (tinggi banget bahasanya).

Teruslah berimajinasi. . .

Senin, 07 Februari 2011

I Love U All, My Parents

KEMBALILAH, ANAKKU SAYANG
AKU RINDU KAU PULANG
DI SINI AKU T'LAH MENUNGGU
KU HARAP ENGKAU MENDENGARKU

KEMBALILAH, ANAKKU SAYANG
AKU RINDU KAU PULANG
DI RUMAH TELAH KUSIAPKAN
PESTA UNTUKMU YANG 'KAN DATANG
PULANG. . .

Lirik lagu PULANG by ONE WAY sangat membunuh perasaanku dengan rasa rindu akan Ayah, Ibu, Kakak, Adikku, dan semuanya. Betapa mudahnya waktu berlalu ketika aku masih bersama mereka. Sering aku tidak menghargai waktu ketika sedang bersama mereka.

Sudah hampir 6 bulan terpisah dari ortu. Awal-awalnya sih hepi juga begitu tahu bakal hidup mandiri. Bisa jalan-jalan sepuasnya tanpa perlu khawatir ada yang marah (biasa, tebar pesona). Memang sudah aku damba-dambakan semenjak dalam kandungan agar bisa hidup sendiri. Bisa bebas melakukan apapun (tebak, ngapain aja hayoo??).

Namun sekarang berbeda. Aku telah tersadar bahwa sebagian besar hidupku telah didominasi oleh kasih sayang ortu. Selama ini, merekalah yang telah menjaga, membimbing, dan melindungi aku. Kasih sayang mereka tulus. Mereka tidak mengharapkan aku mengetahui kebaikan mereka dan memberi imbalan kepada mereka. Mungkin inilah yang dinamakan dengan Cinta Sejati.

Ya, bagi yang ga pernah merasakan hidup sendiri, mungkin akan berkata "Lebay amat sih?! Ga bakalan segitunya juga kali". Tapi cobalah ingat dan renungkan semua yang telah mereka lakukan demi kita. Semuanya. Dijamin, pasti kamu termehek-mehek ditempat.

Ortu selalu peduli. Tak pernah satu detikpun mereka melewatkan kita dalam setiap pikirannya. Semua yang mereka lakukan, mereka lakukan untuk membahagiakan kita yang walaupun sering membangkang kepada mereka. Selalu bekerja untuk masa depan, kelangsungan hidup, dan kebahagiaan kita. Segalanya adalah kita, sang buah hati. Mereka bersemangat untuk bekerja, membanting tulang, dan mencari nafkah karena mereka  memikirkan kita.

Jadi merekalah yang benar-benar layak disebut sebagai "Wakil Tuhan". Sebab mereka memiliki kasih yang begitu besar dan begitu tulus kepada kita.

Mereka tahu segala masalahmu.

Bagaimana sikap kita kepada ortu?? Sudahkah kita tersadar dari pikiran "Ortu ga bisa liat aku senang"??

Klo aku, jujur, aku juga bersikap seperti itu kepada mereka. Sering apabila pulang malam, aku dimarahin sama ortuku. Saat itu aku berpikir "Anak mami ini udah gede mah, bisa jaga diri sendiri!". Aku selalu ingin lepas dari rumah dan hidup sendiri seperti burung yang bebas. Aku sering menyakiti ortuku dengan kata-kata yang kasar. Bahkan menghina mereka didepan teman-temanku. Bilang kayaginilah, kayagitulah, pemarahlah, bawellah, pokoknya macam-macam. Padahal semua yang mereka lakukan itu, karena mereka mengasihi kita. Aku telah dihasut oleh manusia bertanduk dan berekor untuk durhaka kepada mereka. Pasti mereka bakal sedih apabila mengetahui hal ini. Namun aku percaya, kasih mereka kepadaku tidak akan berkurang. Malah akan semakin bertambah! Mereka akan semakin menjadi sangat peduli kepada kita, lebih dari sebelumnya. Itu karena cinta sejati yang tidak meminta tapi selalu memberi.


Sekarang, aku telah tersadarkan oleh tulisanku sendiri. Aku belum bisa melakukan apa-apa untuk membanggakan ortu. Aku masih sangat kecil apabila dibandingkan dengan kasih mereka yang begitu besar. Maka aku akan menambah daftar tujuan hidupku, dan akan aku taruh di dalam prioritas the best of the best, bahwa aku akan membahagiakan ortu dan membuat mereka bangga kepadaku. Baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan dalam semua aspek kehidupanku. Akan aku lakukan yang terbaik untuk mereka!!


Just wait, my dad, mom. And see. . .
(Tunggu saja, Ayah, Ibu.  Dan lihatlah. . .)
SEMANGAT!!!
 

Selasa, 01 Februari 2011

Menjaga Gambar

Karena ada sesuatu dan lain hal, akhir-akhir ini aku jarang nulis blog lagi. Maklumlah, jadwal calon presiden ini sangat padat memang (Presiden gundulmu!!). Beberapa hari ini aku disibukkan oleh kampanye, eh, Ujian Akhir Semester maksudnya (maklum, masih mengkhayal jadi presiden :p). Yup, UAS yang selalu bikin mahasiswa ga jelas kayak aku jadi sibuk sendiri kesana kemari buat pinjam catatan dari teman.

Iya, aku tahu, pemalas banget memang. Tapi mau bagaimana lagi, udah terlahir dengan sifat kayakgini. Ayah dan Ibuku juga ga nyangka klo keluarnya jadi kayak aku. Udah cakep, manis, imut (buk! bak! buk! buk! digebuk orang sekampung).

Mahasiswa kayak aku memang perlu diberantas. Ga ada gunanya. Cuman nyesakin kampus doank, tanpa bisa menaruh prestasi yang bagus buat mengharumkan nama kampus (sekalian mengharumkan namaku juga, hehehehe). Apalagi gosipnya sekarang diperlukan sertifikat bernilai eskape supaya bisa wisuda ntar. Aku aja sampai ga tahu menahu tentang sertifikat eskape, dan baru kali ini dengar (parah banget ya).

Muka Mahasiswa Santai
Nah, sekarang aku ingin menjadi mahasiswa teladan yang berprestasi. Memulai membangun image yang baik, ramah, pintar, sopan, pokoknya sebakul sifat yang baik. Yang buruk dibuang aja kelaut, biar disambar hiu dan dicincang sampai habis supaya ga kembali lagi.

Susah memang, aku tahu. Sangat susah untuk membunuh rasa malas yang mendarah daging ditubuh yang lemah ini. Tetapi, apabila punya tekad dan tetap tekun untuk berubah, semuanya akan menghasilkan bantingan dahsyat yang merubah total hidupku. Pembunuh kesuksesanku akan kubunuh agar dapat meraih semua cita-cita.

Demi nusa dan bangsa.
Demi keluarga dan teman-teman.
Demi semua orang yang aku miliki.
Dan demi diriku sendiri.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Wah, tulisanku diatas lumayan serius juga. Ternyata pembunuh berdarah biru kayak aku bisa nulis se-romantis itu ya (romantis darimana bego!). Koq kayaknya ga nyambung sama judul? Apakah penulisnya bolot?

Tentu tidak bro-sis. Aku masih tetap cakep donk, walau sering cuci piring (apa hubungannya??). Walau tidak berhubungan, cobalah tengok ke arah barat. Lihatlah sinar matahari yang menghujani bumi, mengusir kegelapan. By the way, matahari terbit dari arah timur atau barat sih??(bego stadium akhir).

Judul diatas aku buat karena teringat kata-kata teman disekolahan dulu.

Tony   : "Bro, tahun ini anak-anak baru pada killer bikin ngiler cakepnya!"
Rizky  : "Truz ??"
Tony  : "Yeee, dasar telmi. Itu artinya kita harus jaim!"
Rizky  : "Jaim? Apaan tuh?" (aku pikir jaim itu sejenis alat untuk menunjukkan waktu)
Tony  : "Ga gaul amat sih kamu. Jaim itu jaga image, kamsudnya jaga tingkah biar kelihatan keren ama anak-anak baru!"
Darah sang pembunuh cinta mengalir deras dinadiku.

(Perhatian!! Perbincangan diatas sebenarnya memakai bahasa daerah. Tapi aku ubah supaya bisa lebih dipahami anak-anak gaul masa kini).

Muka temanku itu sangat mirip dengan gambar ini.
Image menurutku sangat identik dengan gambar. Makanya aku menerjemahkan secara mengerikan menjadi jaga gambar (bilang aja ga ngerti inglis).

Berkaitan dengan jaim, aku punya sebuah pengalaman yang sangat membunuh imageku. Udah lama banget sih, pas waktu aku masih pake seragam merah putih (lagi imut-imutnya). Suatu ketika aku diajak oleh ortu beserta keluarga pergi keluar kota. Kebetulan Dygo, temanku satu esde tapi beda kelas, juga ikutan. Dan berangkatlah kami dengan hati yang riang gembira semua.

Kira-kira beginilah wajahku sewaktu SD.

Sesampainya di kota tujuan, rencananya pengen makan dulu. Mengisi bahan bakar yang telah kosong (emang mobil). Maklum, ini perut suka ribut sendiri klo ga dikasih jatah. Aku ngotot sama ortu pengen makan di pasar. Akhirnya ortuku ngalah dan kami mencari disekitar pasar. Dygo ngikut aja kayak ekor kuda dibelakang.

Akhirnya ketemu juga tempat yang pas untuk makan. Terlihat orang-orang rame berbicara sendiri. Kami mendapat tempat duduk ditengah ruangan (ceritanya didalam toko gitu). Ortu dan keluargaku memesan makanan duluan. Setelah selesai, ibuku menanyakan aku ingin makan apa. Tanpa pandang bulu aku langsung berteriak "AKU MAU MAKAN B**I GULING!!" (maaf, aku non-muslim).

Ibuku kaget, ayahku kaget. Keluargaku kaget. Orang disekitarku juga kaget. Cuman Dygo yang ketawa. Ada apa gerangan??

Ternyata, orang-orang di kota itu semuanya muslim.

Dan imageku menciut sekecil atom.