Rabu, 28 Juli 2010

Cari Kuliah, Capeeekkk...

Waaaaa...
Capeeeeeeeekkkkkk buaaaaaanggggggeeeeeettttttttt...

Nyari tempat kuliah emang paling ribet ya? Kesana kemari, pulang pergi antar wilayah. Badan kurus kerempeng kayak gini dipaksa overload (resiko sendiri badan kurus). Pengen nangis kencang-kencang rasanya!

Kemarin, sebelum UN aku ikut SPMB di UNLAM Banjarmasin. Aku pergi ama Papah dan Omq yang keren (dipuji-puji deh supaya uang saku ditambah, yohohoho). Ada dua makhluk aneh yang ikut numpang (sadis amat bahasanya) tes ke Banjarmasin. Makhluk-makhluk aneh-aneh itu-itu (sadang gawian) adalah Demard dan Bhane. Kebetulan (kayaknya udah direncanakan deh) mereka juga ikut tes tersebut.

Posisi tempat duduk di mobil, Papah ma Om di kursi depan. Sedangkan anak-anak muda yang sableng-sableng duduk di kursi tengah. Suasana kursi depan sunyi senyap, sedangkan suasana kursi tengah ribut banget. Biarpun cuman ada tiga makhluk, tapi ributnya ngalahin warungnya Bu'De klo ge jam istirahat! Pak Supir yang sedang bekerja (tega banget om sendiri dibilang Pak Supir) merasa terganggu dengan keributan itu. Setelah di ehem-ehem oleh Papahku, barulah keadaan mulai tenang (Papahku berjiwa pemimpin, yohohoho).

Akhirnya nyampe juga di Banjarmasin dengan selamat, tanpa ada anggota tubuh yang tertinggal. Semua penumpang beserta supirnya memeriksa semua anggota tubuh, Lengkap! (halah!) Setibanya di Hotel Roditha, kami check in ke kamar hotel.

Setelah membersihkan diri dari bau keringat dan ketiak :@, ga pake lama kami langsung aja menuju ke Duta Mall Banjarmasin. Yah... Sekedar jalan-jalan sambil mencuci mata walaupun duit di dompet cekak (kebiasaan di pasar tungging). Masuk kesana kemari cuman sekedar ngeliatin doank, tanpa ada niat membeli. Tidak jarang kami memasuki toko yang sama beberapa kali, sampai-sampai mas atau mbak penjaganya bosan ngelihat kami yang kerjaannya cuman mondar-mandir tanpa tujuan (kayak anak kambing yang tersesat, yohohoho). Wah, pokoknya kayak orang kidu (ndeso gitu) deh. Malu-maluin banget. Yah, tapi menyenangkan juga sih bersama mereka (I Miss U All!).

Padahal besok ada test tertulis SPMB, kami bertiga malah nyantai-nyantai doank. Ga ada semangat belajar sama sekali. Membahas masalah pelajaran juga ga ada (yah... kebiasaan dari sekolah). Pulang dari Mall langsung tidur.

Keesokan paginya, kami diajak makan oleh Papah di Golden Cafe. Karena kami dapat voucher makan gratis, langsung aja kami sikat semua makanan yang ada. Golden Cafe itu tempat makannya lumayan mewah. Yah, karena kami baru pertama kali makan di tempat kayak gitu, agak syock jadinya. Sendoknya aja ada LIMA bo (biasanya juga makan pake tangan aja jadi)!! Sangat Membingungkan. %(

Tiba-tiba, brakk!! Bunyi gelas tumpah. Tahu siapa yang numpahin?? Si Sableng Bhane ternyata (dasar gila!!!). Spontan aja aku terkejut, Demard juga. Malu minta ampun deh, ampe diliatin orang-orang disekitar situ. Pengen rasanya aku kabur aja dari situ, lari kembali ke Tamiang Layang. Yah, namanya juga ga sengaja, ga apa-apa deh.

Setelahnya, di tempat kami ketemu teman-teman satu kampung satu sekolah, yang juga sama-sama mengikuti test tersebut (janjian deh kayaknya). Soal dibagi, kami bertiga paling ribut (ribut mulu kerjaannya!). Pasalnya, soal-soalnya sulit banget! Mana ga ada belajar (rasain!), jadi cuman ngandel nyontek doank.

Untung teman-teman satu kampung satu sekolah terkumpul dalam satu ruangan. Hasilnya?? Susana, eh, suasananya jadi kayak pasar!! Sampai-sampai peserta yang lain jadi sebel ngelihat tingkah laku kami yang aneh bin ajaib (udah bawaan dari sononya).

Hasil tesnya gimana?? Bayangin, dari sekian banyak peserta dari sekolah kami yang ikut, cuman ada satu orang yang lulus tes :#. Kami bertiga ga ada yang lulus (orang edan semua sih). Bikin capek badan aja ikut tes kayak gitu, hasilnya ga lulus. Saking capeknya, aku sampai sakit dan ga sekoalh selama tiga hari.

Setelah UN, aku dan Papahku kesana kemari mencari tempat kuliah. Puji Tuhan akhirnya dapat juga di Universitas Setia Budi, Solo. Sekarang lagi capek-capeknya cari kontrakan di Solo.

Ga masalah dimana tempat kuliah. Yang penting adalah apa yang kita dapatkan selama kita menuntut ilmu, dan kenyataannya menuntut ilmu kita lakukan seumur hidup. Jadi, intinya adalah, yang penting adalah apa yang kita dapatkan selama kita hidup...

Dan, yang paling penting, tetap semangat dan jangan menyerah...

(wah, ga nyambung ama cerita diatas, yohohoho)

Selasa, 27 Juli 2010

Get Freedom !!

Setelah Log Out dari SMA, biasanya dianggap sebagai kebebasan dari peraturan yang memenjarakan siswa. Setidaknya, itulah yang aku rasakan ketika membaca hasil kelulusan di SMAN 1 Tamiang Layang (gugup baget waktu itu). Bayangin aja, setelah lulus dari SMA, aku bebas mewarnai rambut, bebas pakai sepatu berwarna, bebas berambut panjang, bebas makan nasi (dasar Buduh, itu emang dari sononya kali!), dkk deh. :)

Menjelang pengumuman, semua siswa pada ribut banget! Ada yang ngomongin masalah kuliah dimana, bakal menikah ama siapa, gimana klo ga lulus, ada yang main Basket, ada yang main Takraw, dll. Kayak pasar tungging suasana sekolah (perasaan setiap hari emang gitu deh). Tiba-tiba awan mendung nan gelap datang, hujan rintik-rintik, suasana begitu mencekam (lebay amat sih!).
Tepat sebelum pengumuman, hujan deras membasahi sekolah indah kami. Sehingga kami semuanya berkumpul di teras kantor sekolah yang sempit. Walhasil, tempat itu jadi seperti pengungsian korban banjir. Sempit! Mana bau keringat bercampur aduk menjadi satu. Wueekk! Ga beda ama kebun binatang. Tapi demi mendengar pengumuman hasil ujian, semua siswa rela menunggu dan berdesak-desakan.

Semua nama siswa dipanggil satu persatu. Keadaan mulai merenggang sedikit demi sedikit. Aku jadi gugup. Sampai-sampai aku dapat mendengar detakan jantungku yang semakin keras (jadi pengen minum es degan). Oh Tuhan, selamatkanlah anak-Mu ini!

"Rizky Ardian Hartanto Sawal" Teriak seorang guru mengejutkan aku. Detakan jantungku semakin keras. Semua usahaku selama tiga tahun menuntut ilmu di sekolah bersama teman-temanku (sampai bosan aku ngeliat wajah temanku, tapi sekarang jadi kangen banget!), akan ditentukan oleh selembar kertas. Ketika aku membuka amplop hasil ujian, ternyata ada tulisan "ANDA BERUNTUNG", eh, bukan...`Tulisannya adalah "LULUS!"(ngawur aja!).

Waaaaaa... Gembira banget! Spontan aja aku berlari menembus hujan yang deras. Ingin rasanya aku berteriak kencang-kencang "AKU LULUS!" Tetapi di tengah kegembiraanku, tiba-tiba aku teringat kekasihku Tia, kemana dia?

Kutelepon hpnya, ga diangkat. Jadi bingung plus gugup, lulus apa ga dia ya?? ?_?

Akhirnya dia muncul juga. Ketika aku bertanya gimana hasilnya, dia bilang dia lulus! Wah, kesenanganku bertambah dua kali lipat! Hahahahaha... Secara spontanitas tanpa ada unsur disengaja (ada juga sih sedikit ngarep), kami berpelukan ditengah derasnya hujan. Aku sudah tak perduli ama keadaan sekitar,yang penting aku sanang!

Keesokan harinya, kami mengadakan acara corat-coret baju seragam sebagai kenang-kenangan. Sekaligus juga konvoi bermotor mengelilingi kota mungil Tamiang Layang. Sepanjang jalan ribut banget. Maklum, anak-anak lagi pada senang-senangnya. Walau baju kayak gembel (tapi keren koq), tetap pede aja, yang penting happy :P.

Sekarang tetap asyik lho mengenang masa-masa indah yang tak terlupakan itu...

Senin, 26 Juli 2010

Perang SMS :@

Akhir-akhir ini hape bututku sering berdering. Bukan karena banyak cewek ngajak kenalan, bukan banget (padahal harap-harap cemas :P). Tapi karena banyak sms ga penting masuk ke inboxku. Aku bilang ga penting, bukan karena aku sombong (aku ramah koq orangnya, yohohoho). Tapi karena emang sms itu sangat ga penting banget. Bayangin, masa mau (maaf) kentut aja harus sms ke banyak orang (astaganaga, dasar gila!). Makanya, ga jarang hape mungilku hang karena kepenuhan inbox (kasiannya, hiks...hiks... T_T).

"Hey, ada yang paham sms Akbar ga ?" begitulah bunyi sms Demar ketika tulisan ini dibuat. Ini salah satu contoh penyalahgunaan sms gratis di negeri kita ini. Bagaimana bangsa kita bisa maju apabila semua rakyatnya sibuk mengirim sms gratis ?(padahal sendirinya juga kaya gitu).

Dulu juga pernah ada kejadian kayak gini, tapi ga sesering ini. Waktu itu menjelang Natal, Telkomsel memberi promo sms gratis dari tengah malam sampai jam enam pagi. Namanya anak muda, pastinya pengen yang gratisan melulu (makanya sering ngutang di warung, yohohoho). Nah, ngeliat ada harta karun bertebaran, pastinya ga bakal dilewatin oleh anak-anak sableng kayak kami (ngaku aja deh!). Semuanya pada rela begadang untuk bersms-an ria. Entah sms-an ama sang kekasih, ama keluarga, ama monyet :P, ama siapa aja deh (mataku jadi berkantung-kantung T_T).

Tapi aku juga ga mau kalah. Aku langsung menerbitkan sebuah "majalah sms" yaitu BARTIM BERSINAR. Selama promo ini, setiap tengah malam aku selalu bangun dan menulis BB terus dikirim kesemua kontak yang ada di hpku. Entah itu Papahku, Ibuku, Kakakku, Adikku, Saudaraku, Temanku, Monyetku, Anjingku, pokoknya ke semua orang. Sampai-sampai ada yang menyesal telah memberitahu aku nomor hp mereka (yohohoho, iblis sms beraksi!).
Tapi semenjak promo itu dihentikan oleh Telkomsel, keadaan langsung sunyi senyap (sial!). Ga ada kedengaran lagi bunyi dering hp ditengah malam (cekak semua rupanya, yohohoho). Tapi agak sepi juga sih, soalnya udah terbiasa terbangun di tengah malam karena bunyi dering sms, mendadak sepi. Jadi kangen.

Setelah sekian lama, akhirnya Telkomsel mengaktifkan lagi promo 1000 sms gratis. Senang banget rasanya! Terima kasih Telkomsel, kamu emang broadband paling canggih deh (dipuji-puji semoga ada telepon gratis, yohohoho).
BARTIM BERSINAR bisa terbit lagi! Terdengar isak tangis para penggemar BB yang terharu (bukan terharu, tapi sedih campur sebal, yohohoho). Tapi karena akhir-akhir ini sibuk, jadi ga bisa deh menerbitkan BB lagi. Maaf ya teman-teman! (padahal berteriak kesenangan karena bahagia).
Sekarang, giliran mereka yang menyerangku dengan sms bertubi-tubi. Ampuuunnnn. . .

Minggu, 25 Juli 2010

Melenceng tujuan :P

Di sekolah, ada acara kunjungan ke sekolah lain di kota Buntok. Namanya anak sekolahan klo ngedenger ada acara, apalagi klo di desa terpencil kayak kami, pastinya heboh banget. Berbagai rencana telah dipersiapkan untuk mengisi kegiatan pasca-kunjungan. Begitu juga aku bersama teman-temanku udah berencana ikutan kunjungan (lumayan ga belajar, yohohoho).

Rencananya kami bakal naik motor bareng, kayak konvoi gitu. Padahal udah dilarang oleh Kepala Sekolah kami nan Gagah (Baek-baekin deh, yohohoho), karena sekolah udah nyiapin kendaraan tersendiri untuk siswa yang ingin ikut. Tetapi walaupun begitu, kami tetap bersikeras membawa motor sendiri (maklum,namanya juga masa-masa puber. Suka memberontak!). Akhirnya Bapak Kepsek mengijinkan juga akhirnya, sambil mewanti-wanti supaya ga ngebut-ngebut di jalan (ga mungkin layao!).

Aku dan teman-temanku akhirnya rapat tentang menyusun posisi yang pas dalam bonceng-membonceng. Setelah dipikir, didiskusikan, disepakati, dan dimateraikan (wuih, resmi banget), akhirnya ditentukanlah posisi bonceng-membonceng ini. Demard dengan Sherly, lalu Nita dengan Akbar, Wilson dengan Ikwan, dan aku dengan pacarku, Tia (Yaiyalah! Kesempatan ga bakal datang dua kali, yohohohoho). Sebenarnya sih yang pake motor bukan cuman kami doank, masih banyak yang lainnya. Aku ga memperhatikan posisi yang lain.

Akhirnya tiba juga hari yang ditunggu-tunggu. Tapi sayang, sepertinya cuaca agak kurang mendukung. Awan mendung menutupi matahari yang terang, sehingga turunlah hujan rintik-rintik. Tetapi walaupun begitu, kami tetap melanjutkan rencana kami untuk pergi ke Buntok (dasar kepala batu!). Walhasil, hujan deras mengiringi sepanjang perjalanan sehingga ketika nyampe di kota tujuan, semuanya basah kuyup (rasain !).

Dengan weak fashion seperti itu, kami cuek aja dan tetap mengikuti acara dengan cool (gila!), seperti ga terjadi apa-apa (padahal, malu minta ampun deh !). Dasar orang-orang sableng (termasuk aku, yohohoho). Ternyata ada dua sekolah yang akan kami kunjungi. SMKN 1 Buntok dan SMAN 2 Buntok (Klo ga salah, maaf ya klo salah :P).

Yang namanya kunjungan, pasti ada adu kehebatan dibidang olahraga antar sekolah. Ada pertandingan Basket, Voly, Takraw, dll. Termasuk ada adu mulut antar suporter dari ketiga belah pihak :P. Wah, pokoknya rame banget deh. Ga kalah seru ama sinetron-sinetron di tivi, malah ada adegan bunuh-bunuhan segala :@. Eh, ga deh, cuman bercanda doank koq.

Setelah pertandingan usai, rencananya kami akan pulang bareng bersama teman-teman yang lain. Tiba-tiba muncul sebuah ide brilian bin sableng diantara kami (tumben punya ide, biasanya LOSS otak). Ide gila itu adalah menginap sehari di kota Buntok, di rumah tantenya Nita. Yang cowok dirumah keluarganya Wilson (Sayangnya ga boleh tidur sama-sama, yohohoho).

Namun, entah ada angin apa, tiba-tiba Ikwan merengek pengen pulang duluan. Katanya sih, dia punya firasat buruk gitu. Akhirnya setelah didiskusikan secara lahir dan batin, kami merelakan kepulangan Ikwan yang keluar dari jadwal setan tersebut.
Yah, namanya anak muda, klo ada acara rame-rame apalagi sampe menginap, pasti mempunyai banyak rencana setan dimalam harinya. Cuman dalam masalah kayak gini baru otaknya encer banget. Biasanya ditanya guru bahasa inggris, cuman bisa jawab YES and NO ! (pas-pasan amat bahasa inggrisnya!).

Nah, aku juga punya rencana jahat tersendiri. yaitu. . .jreng. . .jreng. . .jreng. . . (sumbang amat bunyi gitarnya) jalan-jalan berdua bersama sang kekasih menyusuri kota Buntok dimalam hari (waduh, bahaya amat tuh). Tapi tenang saja teman-teman, aku ga macam-macam koq. Paling cuman. . .(hehehe, tebak aja sendiri). Pokoknya, suasana malam itu terasa hangat sangat, indah banget (jangan sirik ya, dan jangan bayangin yang macam-macam!). Namun sangat disayangkan, kami pulang ke hotel teman masing-masing pada pukul 20.00. Semuanya terasa begitu singkat. Huhuhuhu. . .

Di hotel Wilson, kami mulai cerita-cerita masalah 17 tahun ke atas (untuk yang cewek, jangan coba-coba bergabung dengan kami pada malam hari). Walaupun cowok, tapi kami ga kalah ributnya ama arisan ibu-ibu deh. Sampe Oomnya Wilson beberapa kali mewanti-wanti supaya kami jangan ribut, karena anak bayinya sedang tidur nyenyak. Dasar anak-anak gila. Udah numpang tidur gratis, malah ribut-ribut. Mengganggu saja (namanya juga anak muda Oom, kayak ga pernah muda aja).

Keesokan harinya, akhirnya kami pulang juga meninggalkan kota Buntok. Kali ini posisinya sama, namun Wilson sendirian karena ditinggal pulang duluan oleh Ikwan (jangan nangis Son!). Tetapi sebelumnya, kami sempat berkunjung ke Danau Sanggu. Suer, danaunya Indaahhhh banget! Sampe terkahum-kahum aku ngeliatnya. Seandainya bisa tempat itu bisa ditukar ama daerah Empat Lima di Tamiang Layang, aku pasti ga bakal rela ninggalin desa kecil itu. Suasananya romantis banget. Akbar aja bisa menghasilkan sepuluh buah puisi di danau itu dalam sekali buat (yohohoho, maaf ya Bar).

Nah, disitu ada sepeda air. Kebetulan banget. Bentuknya lucu banget. Ada bentuk Bebek, Angsa, Itik (walaupun semuanya terlihat sama bagiku). Langsung aja kami mencarter Itik (atau Bebek, atau Angsa, terserah aja deh) tersebut dan berngebut ria. Belum sampai 10 menit udah lemes tenaga (lemah banget).

Akhirnya puas juga berhos-hosan ria. Setelah istirahat sebentar, kamipun melanjutkan perjalanan pulang menuju desa Tamiang Layang, my home sweet home. Sebuah kenangan indah telah tercipta bersama teman-teman sablengku. Trim's ya teman-teman!.