Sabtu, 30 Juli 2011

Come Back To Warnet :)

Beberapa hari ini hidupku agak membosankan. Soalnya kegiatan yang ku lakukan selalu sama setiap hari : menjaga warnet. Makanya aku jadi jarang dapat inspirasi buat menulis posting blog ini.

Tapi ada yang unik juga sih ngelihat tingkah anak-anak yang sering datang ke warnet. Iya, pelanggan warnetku di dominasi oleh anak-anak dibawah umur 17 tahun. Seolah-olah mereka telah menguasai dan memonopoli semuanya. Warnetku sekarang menjadi "taman bermain" anak-anak.

Keunikannya adalah, mereka bisa membuat aku jadi rajin bangun pagi.
Gimana ceritanya kok bisa gitu?

Jadi gini nih. Semenjak aku banting status dari mahasiswa farmasi menjadi seorang penjaga warnet, aku sering tidur di warnet. Dan jam tidurku di warnet sangat membunuh kesehatan. Aku yang klo masih di kos bisa tidur seharianan, sekarang aku malah gak bisa tidur seharianan. Ngapain aku di warnet sampai tengah malam? Biasa, main game online. Jangan ditanya game apa. Soalnya takut dikira kekanak-kanakan (padahal emang dari sononya).

Biasanya aku baru tidur ketika jarum pendek jam menunjukkan angka tiga. Bukan jam tiga sore, tapi jam tiga subuh! Bayangkan saudara-saudara! Jam tiga subuh gitu lho (kok malah bangga?).

Pengennya sih hibernasi sampe siang, membayar waktu tidurku yang di ambil alih oleh game online. Tapi dasar malang tak dapat di tolak. Lagi enak-enaknya aku mimpi hampir dipeluk oleh Agnes Monica, malah terbangun oleh suara panggilan yang diserukan dengan tidak beradab. Kubuka pintu sambil setengah sadar. Di depan warnet sudah menunggu dua mahluk kecil dan botak yang klo gak diperhatikan dengan sungguh-sungguh bakal kelihatan seperti tuyul. Sempat kaget bentar, tapi langsung sadar klo ini sudah pagi (soalnya klo di film-film tuyul tuh muncul di malam hari, jadi klo muncul pagi bukan tuyul namanya).

Selain itu juga, aku jadi jarang mandi. Biasanya cuman sekali sehari. Soalnya gak ada yang bisa gantiin aku jaga warnet selain adikku dan omku. Sayangnya, mereka sibuk sekolah akhir-akhir ini. Jadilah aku MANJA (Mandi Jarang).

Sudah dulu deh, aku mau jaga warnet dulu.

Minggu, 03 Juli 2011

Go To Borneo (Season 2)

At Bandara Adi Sucipto (bener gak sih tulisannya?) atau dalam bahasa alaynya : @B4nd4r4_4d!_5uc!pt0.

Aku tiba dua jam lebih awal dari waktu boardingnya. Sengaja sih. Supaya lebih siap menghadapi penerbangan (dasar udik!). Dan sialnya aku belum makan. Nih perut udah menuntut pengen diisi bahan bakar sampe full.

Aku coba untuk menipu cacing dalam perutku dengan cara pura-pura mengunyah sesuatu, padahal gak ada apa-apa (yang bego cacingnya atau orangnya?). Padahal di depan ku ada sederet toko makanan seperti KFC, Dunkin Donuts, dkk. Tapi harganya itu lho, naujubile! Mahal banget! Kasihan dompet tipisku yang semakin tipis.

Gak tahan, akhirnya aku memesan makanan di KFC.

Sudah kenyang, aku langsung masuk pengen check in. Ngantri. Diantara aku dan petugas check in cuman ada dua pria dengan barang bawaan yang sangat banyak kayak pengen pindah rumah. Bayangin aja, lebih dari sepuluh kardus barang yang masuk bagasi. Tebakanku sih mereka pengen buka usaha warung remang-remang di samping kantor polisi (cuman orang goblok yang berpikir kayak gitu).


Sedangkan dibelakangku ada seorang pria berwajah bapak-bapak (ya iyalah, masa berwajah ibu-ibu?) membawa barang yang juga bejibun. Sebenarnya aku gak ada masalah dengan bapak tersebut, kalau saja beliau tidak memaksa mendorong barang-barangnya secara tidak berperikebarangan. Pasalnya, setiap aku bergerak sedikit, dia langsung menendang kopernya hingga mengenai kakiku kayak orang yang memberikan kode, "Aku menunggumu di WC, kita main glory hole aja!" Hhhhhyyyyyy!!


Walaupun sudah beberapa kali naik pesawat, tapi tetap saja terasa gugup di dada ketika harus melewati pemeriksaan barang. Apalagi petugas pemeriksanya cewek, semain kencang degupan jantung ini (hehehe, BEGO!). Aku bayangin aja gimana klo misalnya ada seorang teroris menyembunyikan bom kentut ultra super bau dalam tasku. Terus ketahuan oleh polisi dan ditangkap. Kemudian dihukum menjadi pemuas nafsu semua manusia homo yang ada di bumi nusantara ini. Glek!


Aku paling benci sama yang namanya menunggu. Apalagi klo sendirian, rasanya kayak orang lagi pengen belah duren tapi gak bisa-bisa. Nyebelin banget kan? Iya donk! Wong buah duriannya udah didepan mata, tapi klo gak bisa dimakan kan gak ada gunanya! (sorry oot, klo ngomongin durian aku susah fokus).

Nah, saat ini aku sedang berada di waiting room. Menurut jadwal boarding pesawatnya jam setengah delapan. Tapi ini udah hampir jam delapan kok gak berangkat-berangkat juga. Jadi khawatir. Jangan-jangan aku ketinggalan pesawat. Soalnya tadi selama menunggu aku mendengarkan lagu dengan headset (emang udah kebiasaanku), takutnya aku gak dengar pengumuman keberangkatan pesawat


Panik. Keringat dingin membasahi seluruh ketekku hingga bau asam memenuhi hidungku yang berupil (yaik, jorok!). Aku tengok kanan-kiri, mencoba mencari manusia yang kira-kira mempunyai wajah seperti orang Banjar. Sayangnya, yang terlihat oleh mata setanku ini hanyalah cewek-cewek cantik berseragam pramugari. Oh come on, konsentrasi dikit donk.


Tidak lama kemudian, terdengar sebuah suara memberitahukan klo pesawat Lion Air dengan tujuan banjarmasin ditunda penerbangannya sampai jam sembilan. Wow, dari jam setengah delapan di delay sampai jam sembilan. Perfect!!


Akhirnya aku tiba di paru-paru dunia jam sebelas malam. Selamat tengah malam Kalimantan!!

Go To Borneo (Season 1)

At Bandara Adi Sucipto (bener gak sih tulisannya?) atau dalam bahasa alaynya : @B4nd4r4_4d!_5uc!pt0.

Ngapain aku di bandara? Mau mandi (bego). Ya iyalah mau naik pesawat. Emang kalian pikir di bandara ngapain aja? Pikir donk, PIKIR PAKE OTAK!! Ehm... Sorry, emosiku lagi naik (maklum lagi dapet).

Satu jam sebelumnya aku masih duduk sendirian di stasiun Solo Balapan menunggu kereta api (soalnya kereta airnya lagi rusak). Disamping kananku ada dua orang ibu-ibu sedang berbincang-bincang. Sedang disamping kiriku ada remaja yang sedang bersama dengan ibunya dan sepertinya sibuk memperdebatkan sesuatu. Aku terjebak sendirian di tengah-tengah ibu-ibu dan ibu-anak. Hanya diam saja.

Tiba-tiba si ibu yang di samping kananku tadi mengajak aku berbincang-bincang. Dia banyak melancarkan pertanyaan-pertanyaan seperti "Kamu mau kemana?", "Kuliah dimana?", atau "Kamu anak keberapa dari berapa saudara?" Serasa jadi artis ngetop yang sedang ditanyai riwayat hidup. Untung aja dia gak nanya "Kamu homo ya?"

Syukurlah tidak lama kemudian keretanya datang. Dengan mantap aku langsung mengangkat barang-barang menuju ke kereta dan berhasil mendapatkan tempat duduk yang nyaman banget (perasaan semua tempat duduk di kereta itu sama, keras). Hanya saja disebelahku duduk seorang bapak bertampang preman memamerkan keteknya. Baunya itu lho, assseeeemmmm!! Kuurungkan niat baik pengen menjilat keteknya.

Lagi dalam posisi in de hoy, aku ngelihat seorang ibu berkerudung dengan dua orang anaknya yang masih kecil sedang kebingungan mencari tempat duduk. Spontan aku langsung berdiri mempersilahkan si ibu duduk sambil memangku kedua anaknya. Wuiih, keren banget diriku. Padahal, aku telah dengan sengaja menjadikan ibu tersebut tumbal demi kelangsungan hidupku.

Aku berdiri selama satu jam dalam kereta yang melaju kencang menuju bandara. Tidak ada yang menarik dalam perjalanan tersebut selain pemandangannya yang bagus. Aku melayangkan mataku ke segala arah, dan dengan diam-diam memperhatikan setiap wajah manusia dalam gerbong tersebut. Hanya satu ekspresi yang mereka tunjukan : Be-Te!

Lucu juga melihat ekspresi muka bete yang ada pada manusia. Soalnya yang cakep bakalan kelihatan jelek, dan yang jelek malah jadi tambah jelek! Aku jadi pengen ngelihat yang paling jelek bakalan jadi kayak gimana (lihat di cermin sono!).

Dan akhirnya, disinilah aku berada. Menunggu boarding pesawat di bandara Adi Sucipto.

Jumat, 01 Juli 2011

Sok Sibuk

Gila! Walaupun sudah liburan, kuliah gak ada, tapi tetap aja sibuk. Kayaknya emang aku ditakdirkan untuk jadi orang sibuk (moga aja, soalnya biasanya orang sibuk tuh berduit! Yes!!).

Hari Kamis kemarin baru selesai UAS. Pulang langsung KO di tempat tidur, bermimpi tiga bulan ke depan aku bakal kayak burung yang lepas dari sangkar. BEBAS! Tapi itu hanya ada dalam mimpiku. Walaupun sudah bebas dari "sangkar" perkuliahan, tapi aktifitas tetap terus berjalan. Jadwal kegiatan menampar pipiku keras banget, sampai merubah struktur mukaku jadi mirip Kyuhyun (maunya).


Jadwal kegiatanku :

Jum'at, 24 Juni : mengecat kamar.

Sabtu, 25 Juni : Pindah-pindah barang.

Minggu, 26 Juni : Tidur seharian (sibuk banget nih).

Senin, 27 Juni : Membantu kakak tingkat mengadakan seminar.

Selasa, 28 Juni : Survey tempat di Salatiga buat kegiatan Retreat. Dalam perjalanan kehujanan.

Rabu, 29 Juni : Ke pasar Klewer mencari baju plus karaoke-an di Solo Square. Lagi-lagi kehujanan (hujannya pas perjalanan pulang, bukan di Solo Square yang hujan).

Kamis, 30 Juni : Seharian di warnet (ini sih bukan sibuk namanya, tapi goblok).

Jum'at, 1 Juli : Nyari tiket pesawat di pinggir jalan (bego), akhirnya dapat juga di bawah rok (tambah bego). Terus beli sepatu futsal di pasar Legi untuk dua orang sahabat sablengku, Kris dan Akbar.


Huft, sok sibuk banget ya? Muka pengangguran kayak gini kok bisa ya punya banyak kegiatan? Inilah salah satu bakat yang sedang kukembangkan, yaitu menjadi PENGACARA : Pengangguran Banyak Acara. Ok, lawakannya basi banget. Kayak nasi yang sudah menjadi bubur kemudian di kasih kacang ijo menjadi bubur kacang ijo (kok malah ngomongin makanan?).

Sorry, karena lapar makanya jadi Out Of Topic.

Akhirnya, besok aku pulang ke kampung. Emmaakkk, I'm coming. Kayaknya ortuku udah rindu banget dengan seonggok daging bermuka homo yang telah mereka lahirkan ini. Tenang saja Mama, akan kubelikan baju batik untukmu sebagai bukti cintaku pada Mama tersayang. Tapi sebelumnya, kirim duit donk Ma! Keuanganku minus nih!

Hehehehehehe...
Ya udah, aku mau ngepack barang dulu.