Jumat, 12 Agustus 2011

Expired

Malam ini Febri bermalam di warnetku.

Semenjak Febri membaca buku Marmut Merah Jambu punya Raditya Dika, dia jadi kerajinan ngeblog. Klo kalian pengen ngelihat blognya, datang aja disini. Dan malam ini juga dia pengen ngeblog lagi. Tipe blognya sama kayak punyaku, tipe comedy-diary gitu.

Sebenarnya rencana malam ini kami pengen latihan ngeband. Tenang saja, aku gak bakalan nyanyi kok. Aku cukup tahu diri. Tapi berhubung studio musiknya gak bisa buka malam, jadi kami latihan bergitaran dirumah aja. Dan aku tetap gak nyanyi.

Selesai latihan, aku dengan Febri pergi ke pasar cari makanan. Berhubung waktu itu sudah larut malam, jadi semua toko yang ada disekitar rumahku pada tutup. Terpaksa kami pergi ke pasar, karena emang cuman disana ada toko yang buka jam segini. Tentu saja, memakai motor Febri. Lumayan hemat bahan bakar.

Sebenarnya di pasar masih ada sekitar tiga toko yang masih buka, dan semuanya menjual makanan. Entah dapat feeling dari mana, kami malah memilih toko yang berada paling jauh dari pasar.Padahal yang paling jauh justru rentan penipuan dan pelecehan seksual. Tapi gak apa-apalah, kami rela menerima resikonya.

Dulu aku pernah belanja di toko itu, dan aku dapat minuman yang kadaluarsa. Hasilnya, perutku mual-mual untuk beberapa hari. Dari pengalaman itu aku belajar, sediakan obat sakit perut terlebih dahulu sebelum memakan makanan yang kadaluarsa. Mantab.

Dan aku mengalami dejavu.

Awalnya sih aku kira toko ini sudah berubah. Soalnya penampilannya juga sudah berubah drastis (hanya orang bego yang menilai toko dari penampilan). Makanya kami membeli makanan dan minuman dengan santai, tanpa memeriksa tanggal kadaluarsanya. Pemilik tokonya juga mukanya santai aja kok. Klo aja senyum sedkit, pasti mirip kerbau yang dicolok hidungnya. Habis bertransaksi, langsung tancap gas kembali ke warnet impian.

Pas sudah nyampe, baru kepikiran buat memeriksa expired date-nya. Ternyata. . . Makanan dan minuman yang dibeli kadaluarsa! Dasar penjual gila! Kirain sudah insaf dan kembali ke jalan yang benar. Mana mukanya tadi kayak gak berdosa banget. Sial.

Mau tahu yang lebih gila? Kami tetap memakan makanan kadaluarsa tersebut! Dasar para manusia pelit, gak mau rugi. Udah tahu bisa keracunan, tapi masih tetap berhemat. Daripada mubajir karena sudah terlanjur dibeli, lebih baik cuekin aja resikonya. Nanti aja dipikirin klo gejala-gejalanya sudah muncul. Bersenang-senang dahulu, barulah menderita kemudian.

Jadi klo besok ada berita dua anak mirip gembel ditemukan mati keracunan makanan yang kadaluarsa, kalian tidak perlu kaget.

Selasa, 09 Agustus 2011

Baby Sitter Pain

Hari ini aku ada pengalaman yang menyenangkan banget.

Pagi-pagi aku dibangunkan dengan cara yang sangat tidak manusiawi oleh kakak tertuaku, Cici. Aku ngantuk berat gara-gara tadi malam bergadang main game online (gak usah kaget). Mataku baru terbuka setengah doang dan arwahku belum menyatu sepenuhnya dengan ragaku. Hasilnya, mirip kayak zombie idiot yang terkena penyakit muntaber.

Ternyata Cici mau menugaskan aku untuk menjaga anaknya, atau bahasa lainnya keponakanku, si Cua. Pikiranku yang masih setengah sadar langsung mengiyakan tugas suci itu tanpa pikir panjang. "Ah, cuman menjaga anak kecil. Nenek-nenek salto juga bisa melakukannya, masa aku gak bisa," ujarku santai.

Ternyata tanpa sepengetahuanku, aku telah membuat kesalahan yang sangat fatal!

Awalnya sih Cua nurut banget sama aku. Aku suruh duduk, dia duduk. Aku suruh diam, dia diam. Pokoknya semua yang kuperintahkan diturutin sama Cua. Wah, aku berbakat juga nih jadi baby sitter. Terlintas di kepalaku ingin membuka tempat penitipan anak sebagai usaha sampingan sambil kuliah. Dengan semua anak-anak yang selalu nurut dengan perintahku, para orang tua pasti bakal suka. Semakin banyak yang suka, semakin terkenal usahaku. Aku bisa bayangkan aku akan menjadi orang yang sukses di masa muda. Yey!

Ternyata anak-anak itu sama kayak pejabat menjelang pemilu. Cuman baik diawalnya saja. Dari tengah sampai akhir bikin menderita.

Bayangkan dari yang tadinya dia nurut sama aku, sekarang malah aku dipaksa nurut sama dia. Disuruh bikin susu lah, disuruh meniru sapi salto lah. Entah pergi kemana harga diriku ini. Klo aku gak menuruti kehendaknya, dia bakalan menghamburkan seisi rumah. Dan ujung-ujungnya aku pasti kena marah Mamah klo sampai rumah berantakan, walaupun yang melakukannya si Cua. Dunia memang gak adil banget!

Yang lebih licik lagi adalah ketika Mamahku pulang dari kantor, Cua langsung bermanja-manja dengan Mamah. Padahal baru sedetik yang lalu dia telah melakukan pelanggaran HAM dengan menjadikan aku budak yang hina. Kasihannya aku, tidak dapat membela diri. Pengen melapor ke KOMNAS HAM, tapi aku merasa gak bakal ada yang percaya.

Kuhancurkan tempat penitipan anak dalam anganku. Dan buat kalian bila bertemu dengan mahluk kecil bermuka lucu itu, jangan tertipu dengan tampangnya yang polos.

Ralat tulisanku yang paling atas : Hari ini aku ada pengalaman yang menyakitkan banget.

Minggu, 07 Agustus 2011

Bernyanyi :p

Ada satu hal yang ku inginkan sejak dahulu, yaitu mempunyai suara yang merdu.

Mungkin kalian sudah pernah melihat video clip-ku yang berisi lagu ciptaanku sendiri. Klo belum lihat, silahkan datang kesini. Suaraku sumpah kurang banget (menurutku).

Tadi siang, aku lagi asyik jaga warnet. Dengan keramaian yang melebihi pasar tradisional bahkan melebihi sebuah acara konser band underground, maka diagnosa penyakit tuli telinga (masa tuli hidung) sudah bisa ditebak dari awal. Keuntungan : gak perlu repot-repot datang ke dokter bila telinga sudah tidak dapat mendengar dan biaya bisa diminimalisasi. YES!! (Yes Kepalamu!)

Tanpa ada angin dan badai, Febri datang ke warnetku (gak perlu angin dan badai kali). Aku gak kaget sih, soalnya memang hampir tiap hari dia ke tempatku. Klo gak main game online, ya main gitar.

FYI, Febri adalah vokalis band kami dulu yang pernah sukses melesat seperti komet dan jatuh seperti kotoran di WC. Dan harus kuakui, suaranya emang bagus. Dia juga pernah ikut paduan suara gereja. Dan rata-rata yang terpilih ikut memang yang mempunyai potensi. Jadi wajar saja sih klo merdu.

Berbeda dengan aku.
Aku memang bisa main musik : gitar. Tapi dalam masalah tarik suara, gak kuat. Pernah aku mencoba ikut tes paduan suara gereja. Hasilnya sungguh mengejutkan : tidak terpilih (sudah bisa diduga juga sih). Tapi aku gak mau meninggalkan dunia musik. Music is my life. Aku ingin terlibat didalamnya. Jadilah aku berlatih gitar. Dan sampai sekarang aku hanya bisa bermain gitar.

Akhir-akhir ini aku banyak mendengarkan lagu emo seperti Alesana dan Killing Me Inside. Aku paling suka mendengar suara mereka yang girly. Bukan seperti suara bencong bertitit, tapi suara yang merdu dan dapat melengking tinggi.

Semakin kudengar lagu mereka, semakin tinggi hasratku ingin berlatih bernyanyi.
Semakin kucoba nada tinggi, semakin hancur.
Hiks.

Tapi aku akan berusaha.
Dan aku baru saja sampai ke tahap latihan pernafasan.

Tarik. . . . . . . . . .
Buang. . . . . . . . . .

Sabtu, 06 Agustus 2011

Protes

Mentok.

Pikiranku kok jongkok kayak gini?
Pengen bikin lagu gak bisa. Pengen nulis postingan juga gak ada ide. Parah.

Akhirnya, karena gak ada kerjaan aku cari gambar-gambar lucu di internet.

Keysearch google : gambar lucu

Ketemu beberapa gambar yang menurutku lucu banget sekaligus bikin hati seret banget. Ini dia :

Iklan bersahut-sahutan

Sempat ngakak juga sebentar waktu ngelihat gambar diatas. Soalnya kok bisa ya pas banget posisinya. Seolah-olah mereka memang benar-benar ngobrol lewat papan iklan.

Sejenak kemudian aku berpikir, inikah gambaran media bangsa Indonesia?
Persaingan tidak sehat yang diumbar-umbarkan secara terbuka. Sudah tidak ada lagikah rasa malu?